"Saya coba tawar, tapi tegas mereka katakan tidak bisa kurang," ujar Aspin.
Aspin yang tidak memiliki uang cukup, panik bercampur sedih.
Dia mencari jalan keluar agar jenazah bayinya bisa dibawa pulang dan dimakamkan.
Aspin akhirnya memasukkan jasad anaknya ke dalam tas pakaian dan pulang ke kampung halamannya menggunakan kendaraan umum.
"Karena takut tak boleh membawa jenazah maka saya dan kerabat saya yang kebetulan perempuan berpura-pura pasangan suami-istri sambil memeluk tas," ucap Aspin.
"Di dalam mobil sopir minta agar tas diletakkan di bagasi, saya menolak dengan alasan di dalamnya kue untuk acara pernikahan saudara, untung sopir tak curiga," kata dia.
Sepanjang perjalanan, tas berisi jenazah bayi itu dipangku Aspin.
Sepanjang perjalanan pulang dari Kota Bengkulu menuju Kabupaten Kaur selama 5 jam, Aspin berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis untuk menghindari kecurigaan pengemudi angkutan umum.
Sesampai di kampung halaman, jenazah bayinya itu langsung dikebumikan.(*)