Grid.ID - Tragedi dekadensi kesantunan kembali terjadi.
Kali ini, Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi dan istri, Hj Erica Zainul Madji menjadi korbannya.
Saat antre di Bandara Changi, Singapura, Minggu (9/4/2017), tiba-tiba muncul serombongan kecil anak-anak muda yang berlagak arogan mengaku antre lebih dulu.
Mereka marah-marah dan minta didahulukan.
TGB M Zainul Madji pun mengalah. Padahal, sebenarnya dia dan istri antre duluan.
Namun karena tak ingin ribut, TGB Haji M Zainul Madji mengalah dan keluar dari antrean, untuk gabung dengan istrinya.
Namun, rupanya salah satu mahasiswa yang bernama Steven Hadisurya Sulistyo itu masih marah-marah, bahkan mengeluarkan kata-kata kotor.
Bahkan, Steven masih marah meski mengetahui pria yang ia marahi adalah Gubernur NTB, TGB M Zainul Madji.
Kata kotor yang dilontarkan Steven itu sangat merendahkan dan sangat menghina kemanusiaan, kurang ajar dan kasar.
Setelah mengetahui artinya yang kelewatan, TGB M Zainul Madji akhirnya melaporkannya ke polres Bandara Soekarno-Hatta.
Ternyata, di polres Steven masih saja marah-marah.
Kejadian ini langsung mendapat reaksi luas masyarakat Indonesia dan ramai di media sosial.
Bahkan, kebanyakan menyatakan kemarahannya kepada Steven.
Tak hanya itu, warga NTB marah besar dan mengecam tindakan Steven.
Namun, Gubernur NTB, TGB Haji M Zainul Majdi mengajak warga NTB untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
"Saya tidak bisa melarang orang marah, tapi kemarahan yang ada tidak boleh mendorong pada satu bentuk kemaksiatan. Tetap jaga keamanan, kenyamanan, dan ketenangan NTB," kata TGB di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).
TGB menerangkan, kehebatan seseorang bukan terletak pada siapa yang menang dalam bertarung fisik, melainkan mampu mengendalikan diri pada saat marah.
Dia mengimbau masyarakat NTB untuk mampu mengendalikan diri dan menggunakan akal sehat menyikapi hal ini.
"Jangan ada yang terprovokasi apapun," kata dia.
Minta Maaf
Sementara itu, Steven sudah menyatkaan permintaan maaf lewat surat tertanggal 9 April 2017.
Namun, kemarahan netizen masih belum reda dan kecaman serta keprihatinan masih bermunculan di media sosial.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |