Kasus ini memang menghiasi media sosial, kemarahan dan caci maki atas perilaku Steven menjadi viral dan masih terus menyulut emosi akibat perilaku dan kebencian berlebihan yang telah dilakukan Steven.
Bahkan, beberapa akun media sosial sampai memposting rumah, alamat, dan nomor telepon Steven dan kantornya.
Sementara itu, pengurus besar Nahdlatul Wathan (NW) DKI Jakarta dan Jawa Barat mendatangi Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2017).
Kedatangan mereka dalam rangka melaporkan Steven Hadisuryo Sulistiyo terkait penghinaannya terhadap Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi.
(BACA JUGA: Hinaan Steven Hadisurya Sulistyo kepada Gubernur NTB Ternyata Sangat Kasar, Gubernur Memaafkan)
“Kami pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan DKI Jakarta dan Jawa Barat, sengaja datang ke Polda Metro Jaya ini untuk mengadu terkait ulah daripada Steven yang melontarkan pernyataan arogan terhadap Gubernur NTB,” ujar Ketua Pengurus Wilayah NW DKI Jakarta, Muslihan Habib.
NW mendorong Steven tidak hanya meminta maaf secara pribadi kepada TGB.
Mereka mendorong mahasiswa berusia 25 tahun itu juga meminta maaf kepada warga NW, umat Islam, dan masyarakat Indonesia seluruhnya.
“Itulah kami datang ke Mapolda Metro Jaya ini, untuk koordinasi dengan Mapolda Metro Jaya ini supaya Steven ini mau minta maaf kepada masyarakat NW khususnya, dan masyarakat Indonesia secara umum. Umat Islam juga," kata Muslihan.
Kejadian penghinaan tersebut terjadi Ahad (9/4/2017) pukul 14.30 waktu Singapura.
Saat itu, Gubernur NTB yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB) sedang mengantre di counter check in Bandara Changi, Singapura.
Lalu, ia keluar dari antrean untuk sejenak melihat jadwal penerbangan dan beberapa saat kemudian kembali ke barisan.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |