Pengalaman gagal ke puncak yang kurang 200 meter membekas di hatinya.
“Bisa membuat anda terbangun di tengah malam dan seperti orang gila,” begitu ujar Ogun dalam acara diskusi di Outfest baru-baru ini di Jakarta.
Betapa sulitnya untuk menggapai puncak Everest dan dilepas begitu saja ketika kesempatan itu ada, jelas membuat penasaran.
Ketika terapi pengobatan kanker sedang berjalan, ia kemudian berpikir tentang apa yang sudah pernah ia lakukan?
Ternyata tak banyak.
Tak ada tinggalan untuk masyarakat dan lingkungan, bahkan bukupun tak pernah ia buat walaupun banyak puncak gunung sudah ia jejaki.
Tercetuslah ide jika masih diberi kesempatan umur panjang ia ingin berbuat sesuatu.
Bagaimana kalau naik Everest lagi?
Akhirnya mulailah ia melatih fisik.
Karena kanker ini telah melemahkan fisiknya.
Ototnya melemah, kecepatannya pun menurun, bahkan kemampuan penglihatan pun menurun.
Ogun kembali menapaki gunung-gunung di Indonesia.
Dulu Pernah Isi Hati Irish Bella, Aktor Ganteng ini Justru Curhat Soal Diselingkuhi, Ada Apa Gerangan?