Grid.ID - Penyakit kanker bisa menyerang siapa saja, bisa pria maupun wanita.
Meski secara statistik penderita kanker pria lebih rendah dari pada wanita, namun nggak berarti nggak ada yang bisa terjangkit.
Pria itu adalah Muhamad Gunawan (59 tahun), yang kerap disapa dengan panggilan Ogun.
Salah seorang pendaki gunung legendaris yang dimiliki Indonesia.
(BACA JUGA : Laki-Laki Juga Harus Tahu, Ini Pesan Jupe yang Mengidap Kanker Serviks Stadium 4)
Ogun sudah banyak makan asam garam soal pendakian gunung.
Pengalamannya panjang, banyak gunung di Indonesia dan di belahan lain dunia sudah ia daki.
Namun kini, kanker Nasofaring stadium empat menggerogoti tubuhnya.
Sejak setahun lalu langkah kakinya bukan menjejaki tanah hutan nan basah, melainkan bangsal dan ruang periksa rumah sakit untuk menjalani terapi.
Sebelum kanker datang, tubuhnya gempal, berotot dan berisi.
(BACA JUGA : Heboh! Ini Pengakuan Julia Perez yang Tak Pernah Lakukan Seks Bebas dengan Gaston Castano)
Gerakannya gesit dan sigap.
Namun kanker mengubahnya seketika.
Gerakannya melambat, berat badan turun lebih dari 20 kg.
Tubuhnya pun menciut.
Dulu tinggi badannya 158 cm, kini hanya 156 cm dengan berat badan 52 kg.
Tapi jangan salah, di balik tubuhnya yang mungil terdapat impian yang besar.
Ia ingin menaklukan puncak Everest di Himalaya dalam kondisi kesehatannya sekarang ini.
Kanker malah melecutnya untuk menunaikan cita-citanya yang tertunda untuk menggapai Everest.
Tahun 1994 ia bergabung dengan tim Internasional untuk mencapai Everest.
Sayangnya, impiannya harus kandas.
“Badai!” Ogun menceritakan kegagalannya pada tahun itu.
Tiga tahun kemudian, pada 1997, ia menjadi salah satu pendaki gunung bersama anggota Kopassus yang bergabung untuk pertama kalinya di Tim Everest Indonesia.
Namun ia kembali gagal menggapai puncak Everest yang tinggal berjarak 200 meter saja.
Pengalaman gagal ke puncak yang kurang 200 meter membekas di hatinya.
“Bisa membuat anda terbangun di tengah malam dan seperti orang gila,” begitu ujar Ogun dalam acara diskusi di Outfest baru-baru ini di Jakarta.
Betapa sulitnya untuk menggapai puncak Everest dan dilepas begitu saja ketika kesempatan itu ada, jelas membuat penasaran.
Ketika terapi pengobatan kanker sedang berjalan, ia kemudian berpikir tentang apa yang sudah pernah ia lakukan?
Ternyata tak banyak.
Tak ada tinggalan untuk masyarakat dan lingkungan, bahkan bukupun tak pernah ia buat walaupun banyak puncak gunung sudah ia jejaki.
Tercetuslah ide jika masih diberi kesempatan umur panjang ia ingin berbuat sesuatu.
Bagaimana kalau naik Everest lagi?
Akhirnya mulailah ia melatih fisik.
Karena kanker ini telah melemahkan fisiknya.
Ototnya melemah, kecepatannya pun menurun, bahkan kemampuan penglihatan pun menurun.
Ogun kembali menapaki gunung-gunung di Indonesia.
Sedikitnya sudah lima gunung sudah dia daki dalam beberapa bulan ini.
Yang terakhir adalah Gunung Gede tanggal 8-9 April 2017 yang lalu.
Ia bersama teman-teman yang mendukungnya melakukan try out untuk ke puncak Gede.
Kegiatan kembali mendaki gunung ini diharapkan bisa menjadi obat kanker baginya.
Semua tahapan kemoterapi dan radiasi sudah ia lewati.
Sekarang ia mencegah agar kanker tidak berkembang lagi.
“Menjadi buat terapi, mudah-mudahan bisa,” begitu harapan Ogun.
Ia juga berharap kegiatannya untuk mencapai Everest memberi inpirasi kepada masyarakat luas agar jangan pernah menyerah terhadap penyakit yang di derita.
Bersama teman-temannya ia kemudian membentuk organisasi kecil yang diberi nama ORTE, singkatan dari Ogun Roads to Everest.
Tujuannya untuk mendukung rencana Ogun ke Everest sekaligus meningkatkan kepedulian masyarakat luas untuk tidak menyerah terhadap kanker.
Tanggal 13 April 2017 ini, Ogun akan terbang ke Nepal.
Di sana, selama 20 hari ia akan berusaha menaklukan dua puncak gunung yaitu, Yala Peak (5.520 mdpl) dan Naya Kanga Peak (5.844 mdpl).
Ini bagian dari tahapan untuk bisa mendaki Everest.
Semoga sukses, Kang Ogun!(*)
Dulu Pernah Isi Hati Irish Bella, Aktor Ganteng ini Justru Curhat Soal Diselingkuhi, Ada Apa Gerangan?