Ketika dihubungi oleh Atalarik, Tsania tetap tak kunjung pulang.
“Anak-anaknya sudah nunggu berminggu-minggu.” tambah Junaedi.
Junaidi menyinggung surat gugatan cerai yang diajukan Tsania tidak jelas karena hanya menyebutkan adanya tekanan batin yang dialami ibu dua anak itu.
“Lihat aja gugatan cerainya, tidak jelas. Salah Atalarik apa? Tekanan batin itu kayak apa? Kalau ada tekanan, nggak punya anak dia,” ujar Junaedi.
Junaedi bahkan menilai Tsania telah mengaduk-aduk perasaan Atalarik dengan menulis informasi yang menyudutkan kliennya itu melalui Instagram.
“Banyak sekali informasi yang dia sampaikan di situ sehingga menarik pers dengan berbagai isu.”
Di Instagramnya, Tsania memang menulis beberapa status.
Misalnya, barang-barangnya sudah dikemas di dalam kantung plastik sampah atau tak bisa jumpa anak, dan soal harta gono-gini.
Junaedi menuding Tsania sengaja berbohong demi menarik perhatian publik.
Junaedi mengatakan, karena Tsania psikolog, jadi sangat mengerti efeknya.
“Psikolog tahu betul memainkan psikologi Arik,” ujar Junaedi yang juga mempersoalkan pakaian dan barang pribadi Tsania yang dikirimkan keluarga Atalarik.
“Pakaian Tsania itu banyak. Kenapa yang dalam kardus dan disusun rapi enggak difoto? Itu juga, kan, bukan kantong sampah.”
Meski situasi pasangan ini sudah memanas, kliennya berniat mempertahankan pernikahannya dengan Tsania.
Junaidi menyebut hingga kini kliennya memang tak ingin bercerai.
“Atalarik ngomong, dia tidak punya alasan untuk menceraikan Marwa,” katanya.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |