Grid.ID - Sudah seharusnya kamu menghormati aturan dan budaya negara yang kamu kunjungi saat berlibur.
Dengan begitu, kamu bisa berlibur dengan tenang dan dihormati oleh warga dari negara yang kamu kunjungi tersebut.
Salah satu negara yang memegang teguh aturan dan adat istiadat adalah Jepang.
(BACA JUGA: Jengkel Sama Turis Indonesia yang Jorok, Wanita Ini Naikkan Status yang Viral di Facebook)
Makanya, kamu harus pahami dulu mengenai aturan di sana sebelum berlibur.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan saat berwisata ke Jepang, terutama terkait kebiasaan orang-orang Jepang.
Pertama, saat menyeberang jalan harus menaati lampu penyeberangan.
Di setiap persimpangan jalan, selalu ada jalur penyeberangan khusus pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Orang di Jepang akan mulai menyeberang saat lampu penyeberangan untuk pejalan kaki menyala hijau.
Saat lampu penyeberangan berwarna merah, sekosong apa pun jalan raya di depan mereka, tidak akan ada yang menyeberang.
Bahkan, sewaktu pejalan kaki sedang menyeberang dan ada mobil yang hendak melintas, mobil tersebut yang akan mengalah untuk memberikan kesempatan kepada pejalan kaki.
(BACA JUGA: 7 Peraturan Saat Selfie Agar Kamu Nggak Di-bully atau Unfriend, Nomor 6 Nggak Banget)
Kedua, penggunaan tangga berjalan atau eskalator di tempat-tempat umum.
Biasanya, masyarakat Jepang akan berdiri diam di salah satu sisi tertentu saat menggunakan eskalator dan mengosongkan sisi lainnya.
Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada orang lain yang tetap berjalan atau berlari di eskalator karena ingin mengejar waktu.
Kebiasaan ini berbeda di setiap kota, misalnya di Tokyo maupun Kyoto jalur eskalator yang dikosongkan adalah sisi kanan, sementara di Osaka ada di sisi sebaliknya.
Ketiga, budaya antre sangat dijunjung di Jepang.
Jalur antrean dapat ditemui di mana saja, mulai dari di jalur penyebrangan jalan raya, di jalur masuk pintu kereta, hingga antrean di toilet umum.
Semua akan berbaris rapi tanpa menyerobot.
Menariknya, di beberapa tempat umum seperti di stasiun kereta maupun jalur pemberhentian bus, selalu ada ilustrasi tapak kaki untuk menandakan jalur tempat mengantre.
(BACA JUGA: 10 Aturan Pakai Sumpit Ala Jepang, Salah Bisa Berbahaya )
Keempat, penggunaan kata ‘sumimasen’ dalam keseharian.
Sumimasen biasanya diucapkan untuk berterima kasih, mengucapkan permisi, atau sebagai permintaan maaf saat berinteraksi dengan masyarakat di Jepang.
Kata tersebut akan sering dijumpai karena penggunaannya cukup umum dan formal, misalnya saat kamu harus masuk lift saat pintu lift hampir tertutup, kemudian orang di dalam lift menahan pintu lift untuk kamu.
Ucapkan sumimasen sebagai permohonan maaf sekaligus ucapan terima kasih karena telah memberi kesempatan.
Kelima, kebiasaan membuang sampah di Jepang memiliki aturan sendiri.
Saat ingin membuang sampah, wisatawan harus memperhatikan jenis sampah apa saja yang bisa dibuang di tempat tersebut.
Hal ini karena masyarakat Jepang memiliki kebiasaan memilah sampah menjadi beberapa bagian, yaitu sampah yang bisa dibakar, sampah yang tidak bisa dibakar, sampah yang bisa didaur ulang, dan sampah besar.
Jika tidak menemukan tempat sampah khusus untuk membuang sampah kamu, sebaiknya tetap disimpan hingga menemukan tempat sampah yang tepat.
(BACA JUGA: Agar Liburan Nyaman, Begini 8 Trik Packing yang Padat dan Lengkap)
Masih ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan jika ingin berwisata ke Negeri Sakura tersebut.
Misalnya sopan santun untuk tidak menelepon saat di kereta, aturan untuk tidak berbicara dan bercanda berlebihan di transportasi umum, dan lain sebagainya.
Dengan mempelajari kebiasaan yang berlaku di tempat tujuan wisata akan membuat kamu lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan di Jepang. (*)
Inilah Wajah Pemenang Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kantongi Rp500 Ribu, Mata dan Hidung Plek Ketiplek?