Prinsipnya hanya terus melangkah sebagai manusia.
Ia berharap perempuan-perempuan di era modern juga tak berhenti percaya kepada kemampuan dan potensi diri.
Menurut Ala, tak ada bedanya terlahir sebagai lelaki dan perempuan, toh ujung-ujungnya manusia adalah manusia.
"Gender itu sama seperti ras, kita memang diciptakan berbeda-beda tapi itu sesungguhnya untuk berkolaborasi, bukan menunjukkan siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih rendah," kata Ala.
Lebih lanjut, salah satu perhatian Ala merujuk pada masalah kepemimpinan alias leadership kaum perempuan.
Ia mengatakan dari 10 persen perempuan di tim engineer Go-Jek, tak ada yang melangkah ke level manajemen.
(BACA JUGA Wow, Rossa Rela Jalani Hal Ini Demi Konser 21 Tahun Berkarirnya )
"Mereka ngerasa ya udah gini-gini aja karena nanti ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga, jadinya kayak nggak punya ambisi dan tujuan yang tinggi,” urainya.
“Aku mau mengangkat kepercayaan diri mereka," Ala menjabarkan secara bijak.
Meski demikian, Ala menegaskan dirinya tak serta-merta menganggap pilihan jadi ibu rumah tangga adalah kesalahan.
Semuanya merupakan pilihan dan semestinya dilakukan dengan passion.
"Ibu rumah tangga itu sebenarnya juga manajer terbaik."
"Aku lihat mamaku di rumah pagi nganterin cucu, belum lagi kalau rumah ada yang bocor,” ceritanya.
“Dia juga harus ingat mbak-nya hari ini belanja apa. Itu bukan hal mudah," ia menjelaskan.
Yang paling penting, kata Ala, sebagai perempuan harus punya kepercayaan diri.
Ia mengimbau para perempuan agar jangan pasrah dan berpikir tak bisa jadi seseorang.
Jika memilih berkarir, maka lakukan dengan maksimal.
Jika memilih jadi ibu rumah tangga, itu juga merupakan pekerjaan yang sulit dan perlu kemampuan manajerial yang mumpuni.
"Jadikan tujuan sebagai bahan bakar kita untuk hidup," ujarnya.
Sangat inspiratif ya. (!)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini