"Jangan ngerem, tergencet dan kita menerima semua energi akibat tumbukan."
"Kalau di depan kita mobil yang lebih kecil, lebih baik gas."
"Ambil posisi di antara 2 kendaraan di depan kita."
"Kalaupun akhirnya tertabrak, momentum tabrakannya terbagi dengan kendaraan lain di depan kita," jelas Jusri.
(BACA JUGA Simak 5 Alasan Pilih Smartphone Layar Lebar, Banyak Untungnya Loh )
10. Komunikasi darurat.
Menjaga komunikasi dengan kendaraan di belakang kita sangat membantu mengurangi risiko akibat tabrakan beruntun.
Caranya, dengan lampu rem.
Saat melihat di depan kita terjadi tabrakan beruntun, jangan langsung dalam-dalam menginjak rem.
Rem secara bertahap dengan frekuensi rapat agar pengemudi di belakang aware, baru kemudian injak rem dalam.
(BACA JUGA 5 Pantangan Saat Traveling yang Memuaskan Sepanjang Perjalanan )
11. Bagaimana kalau kita terlibat?
Dilarang panik!
Panik membuat kita tidak mampu menganalisa situasi di depan dan di belakang kita.
Jangan bertindak spontan, misalnya langsung ngerem.
Tapi ambil tindakan dengan resiko terkecil.
Peluang selamat saat kecelakaan, ditentukan oleh kondisi mental saat mengemudi.
"Saat mengemudi harus selalu bersikap antisipatif, jangan terlalu rileks.
"Selalu pikirkan escape way saat terjadi tabrakan, expect the unexpected," kata Jusri. (*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini