"Kami saling menelepon hampir setiap waktu, menghabiskan waktu berjam-jam dengan telepon," cerita Brigitte mengenang asmara mereka.
Brigitte semua menolak diajak menikah dengan berbagai alasan dan memberi berbagai nasihat.
Namun, Macron pantang menyerah sebelum keinginannya tercapai.
"Sedikit demi sedikit dia mampu mengatasi penolakan saya dengan cara yang sulit dipercaya, dengan kesabaran," jelas Brigitte.
Akhirnya, pada 2007, keduanya melangsungkan pernikahan.
Selama kampanye presiden, Macron juga bangga dengan istrinya dan sering menampilkan di publik.
"Saya tak menyembunyikan istri saya. Dia di sini dalam hidup saya dan akan selalu begitu," kata Macron.
Macron juga membantah tudingan bahwa dirinya tidak akan menempatkan istrinya sebagai ibu negara jika ia terpilih sebagai presiden Perancis.
"Jika saya terpilih, dia akan di sana, dengan sebuah peran dan tempat," kata Macron.
Macron belajar filsafat di Paris Nanterre University.
Karier politiknya berkembang bersama partai En Marche!.
Dia juga belajar di Ecole Nationale d'Administration. (*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |