Sedangkan suami Ita meninggal sekitar 5 tahun yang lalu.
Ita mengeluh mengalami sakit di bagian perut sekitar seminggu yang lalu.
Hal tersebut menyebabkan dirinya tak kuat mendorong gerobak hingga terpaksa meminta anaknya yang masih kecil untuk mendorong gerobak seberat kurang lebih 80 kilogram itu.
"Ibu gak kuat, sakit perut, punya maag. Mungkin karena telat makan terus," ungkapnya.
Beruntung, meskipun masih anak-anak, Kiki memahami hal yang harus ia lakukan sebagai seorang anak.
Permintaan sederhana dari ibunda dijalaninya dengan senang hati meskipun ia tak kuat mendorong gerobak seharian penuh.
"Kasihan mama saya, jadi saya yang dorong gerobaknya," tutur Kiki yang mengaku tak punya uang itu.
Saat diberitahu bahwa ada petugas dari Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur yang hendak datang untuk membawanya ke rumah sakit, Ita ketakutan.
Ia mengira bahwa dirinya akan ditangkap.
Meski dibujuk, dirinya bersikeras menolak untuk dibawa.
Ia memilih untuk pergi meninggalkan minimarket tepat di depan halte Bidara Cina Transjakarta.
Beberapa menit berselang, Petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, Franciscus, datang ke tempat di mana Ita dilaporkan telah ditemukan.
Namun sayangnya ia telah pergi meninggalkan mini market tersebut.
Ita dan anaknya melanjutkan kembara hidup yang kian keras.
Dalam sakit yang melilit, ita terpaksa mengandalkan kebaikan anak bvungsunya, Kiki.
Di si kecil Kiki itu terpaksa terpaksa harus siap memecahkan karang persoalan hidup mereka, meski lemah jarinya terkepal. (Warta Kota/Rangga Baskoro)
Dijuluki Bos Terbaik, Pria Ini Rogoh Kocek hingga Rp 10 Miliar Demi Belikan Hadiah Mobil untuk Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |