manado.tribunnews.com
Kisah Izzat Ibrahim Assegaf, Putra Najwa Shihab yang Jadi Kapten Tim Futsal, Pernah Menangis Saat Gawangnya Kebobolan
Sosok Izzat yang sudah bertambah besar juga membuat pemikirannya semakin dewasa.
Di setiap kekalahannya, Izzat menerimanya dengan legowo.
Ia akan mengakui bahwa tim lawan memang lebih pantas jadi juara.
Sekelumit kisah tentang Izzat Ibrahim Assegaf ini diceritakan oleh Najwa Shihab di akun Instagram pribadinya.
Baca Juga : Putra Bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep Protes pada Najwa Shihab karena Merasa Dibedakan dengan Kakaknya
"Ini Izzat Ibrahim Assegaf @izzatassegaf . Kapten tim futsal di @cikalsecondary . Fans berat @chelseafc yang waktu kecil bercita-cita jadi pemain sepak bola. Tiap kali bicara bola dan segala persoalan di dalamnya, saya selalu memikirkan Izzat. Teringat tiap pertandingan sekolah yang saya dan Ibrahim (kadang abi Quraish) ikuti. Terbayang bagaimana euforia Izzat dan timnya ketika menang dan patah hatinya mereka ketika kalah. Teringat Izzat dulu di bangku SD akan menangis saat gawangnya kebobolan dan sekarang walau kecewa bisa legowo bicara "tim lawan memang lebih pantas jadi juara"." Tulis Najwa dikutip Grid.ID dari akun Instagram @najwashihab (17/12/2018).
Terlihat potret Izzat yang sedang bersemangat bertanding dengan timnya di lapangan.
Nampak juga piala kemenangan diterima oleh Izzat dan tim yang dipimpinnya.
Najwa Shihab dan Quraish Shihab terlihat dengan setia memberikan dukungan kepada Izzat Ibrahim Assegaf saat bertanding di lapangan.
View this post on Instagram
#PSSIBisaApaJilidDua Ini Izzat Ibrahim Assegaf @izzatassegaf . Kapten tim futsal di @cikalsecondary . Fans berat @chelseafc yang waktu kecil bercita-cita jadi pemain sepak bola. Tiap kali bicara bola dan segala persoalan di dalamnya, saya selalu memikirkan Izzat. Teringat tiap pertandingan sekolah yang saya dan Ibrahim (kadang abi Quraish) ikuti. Terbayang bagaimana euforia Izzat dan timnya ketika menang dan patah hatinya mereka ketika kalah. Teringat Izzat dulu di bangku SD akan menangis saat gawangnya kebobolan dan sekarang walau kecewa bisa legowo bicara "tim lawan memang lebih pantas jadi juara". Sepak bola ini urusan kita. Urusan Izzat dan teman-temannya yang selalu bermain sepenuh hati di lapangan. Urusan anak-anak di berbagai pelosok, mulai dari Desa Tulehu di Maluku Tengah hingga di lapangan Klagen, Sidoarjo. Mereka yang bertanding di level antar sekolah, antar klub, antar desa. Mereka yang mengandalkan skill, tenaga, keringat dan kecintaan pada permainan. Ini urusan orang tua, keluarga, kerabat, teman dan pencinta bola. Sepak bola ini punya kita. Bukan punya Edy atau Jokdri. Atau segelintir EXCO PSSI. Punya para suporter yang rela berkorban segalanya demi klub kesayangan. Punya segenap warga yang tetap setia membela walau Timnas kita sulit sekali untuk juara. Jadi ketika kompetisi dimanipulasi, skor diatur, wasit disuap dan pemain dibayar untuk mengalah, itu semua masalah kita. Menjadi urusan kita ketika PSSI tidak pernah serius bergerak dan selalu enggan membawa persoalan berulang ini ke ranah hukum. Menjadi persoalan kita ketika petinggi PSSI justru terbukti terlibat skandal pengaturan skor. Dan menjadi urusan negara dan aparatnya ketika mafia bola sudah begitu merajalela. Negeri ini negeri bola sejak lahir. Bung Hatta seorang pemain bek handal, Bung Syahrir penyerang tengah, Tan Malaka pernah jadi pemain bola professional saat mengelana di Belanda. Para pendiri bangsa sadar betul, sejak dulu sepak bola itu sejatinya alat pemersatu. Dan demi sepak bola sudah waktunya kita tegas memangkas benalu. #pssibisapajiliddua #pssibisaapa #lawanmafiabola #demisepakbola #sepakbolaurusankita #catatannajwa #matanajwa #najwashihab #narasitv
A post shared by Najwa Shihab (@najwashihab) on Dec 17, 2018 at 3:26am PST
(*)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Gak Pernah Buat Netizen Bosan dengan Gayanya, Ayu Ting Ting Tampil bak Artis Korea dengan Rambut Unik!