Sahrudin meminta dinas terkait yang menangani jalur Puncak memasang rambu-rambu lalu lintas setiap 500 meter.
Warga juga meminta instansi terkait memasang imbauan di setiap restoran, hotel dan tempat peristirahatan penggunaan jalan agar lebih menjaga kondisi pengendara dan kendaraannya.
Selain itu, kondisi badan jalan juga memprihatinkan, karena bergelombang dan berlubang di sejumlah lokasi.
"Tolong buatkan tempat-tempat di titik-titik tertentu untuk bantalan penahan atau bantalan pengaman khusus guna menahan ketika ada kendaraan yang rem blong," kata Sahrudin menambahkan.
Warga juga menganggap pemerintah dan kepolisian kurang mengawasi kendaraan yang melintas di Puncak, terutama sebelum tabrakan tersebut.
Peristiwa tersebut diharapkan jadi bahan evaluasi dinas terkait dan kepolisian untuk meningkatkan pengawasan kendaraan umum yang tidak layak beroperasi melalui razia di area peristirahatan dalam tol sebelum keluar di gerbang Ciawi.
(BACA JUGA: BREAKING NEWS! Korban Kecelakaan Ciloto Terus Bertambah, Informasi Terkini Jadi 13 Orang Tewas di Tempat)
Namun, doa, tuntutan dan keprihatinan warga itu langsung dijawab dengan kecelakaan lain di jalur Puncak.
Kali ini kecelakaan lebih parah, karena sementara mengakibatkan 8 orang tewas, atau dua kali lipat dari kecelakaan di Megamendung.
Sebuah bus pariwisata terlibat kecelakaan dengan sejumlah kendaraan lainnya di Desa Ciloto, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/4/2017).
Selain 8 orang tewas, ada sejumlah orang yang mengalami luka-luka berat dan ringan.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |