Teman-teman kerja Marsinah tak menyangka sama sekali bahwa Marsinah dihabisi nyawanya. Mereka mengira Marsinah pulang kampung.
Salah seorang sahabatnya kaget bukan main, setelah mengatahui kabar Marsinah ditemukan tak bernyawa di hutan Dusun Jegong, Desa Wilangan, Nganjuk.
(BACA JUGA Demo Hari Buruh, Ini Yang Diharapkan Oleh Ibu-ibu ini)
Tuntutan Marsinah dan rekan-rekan buruh sebenarnya tidak berlebihan. Mereka hanya menuntut kenaikan upah yang layak, yakni dari Rp 1700 menjadi Rp 2250 per hari.
Tuntutan itu juga tak asal diajukan. Sesuai dengan instruksi Gubernur KDH TK I Jawa Timur melalui surat edaran No. 50/Th. 1992 menyebutkan, imbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok.
Menurut sebuah sumber, PT CPS memenuhi tuntutan para buruh itu. Marsinah pun merasa lega telah berhasil memperjuangkan nasib teman-temannya.
Ia mengatakan perjuangannya sudah selesai. Tuntutan kenaikan upah sudah dipenuhi, sehingga Ia menyerukan ke teman-temannya untuk bekerja denagn baik, demi masa depan.
Yang jadi pertanyaan, mengapa Marsinah harus dibunuh? (*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?