Grid.ID - Bullying sebagai tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan juga bisa terjadi di tempat kerja.
Bullying di tempat kerja bisa terjadi lewat tindakan-tindakan kecil dan terlihat tak berbahaya, bahkan orang yang menjadi korban tak merasakannya.
Sebagai contoh komentar pasif-agresif dari teman, atau pandangan merendahkan dari atasan bisa jadi salah satu tanda-tandanya.
Biasanya bullying atau intimidasi di tempat kerja dilakukan oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan otoritas yang besar.
Misalnya, atasan kepada bawahan, senior kepada junior, atau teman yang setara tapi dianggap lemah.
(BACA JUGA Anak Jadi Korban Bullying di Sekolah, Inilah 6 Cara Menghadapinya)
Tanda-tandanya bisa pula sangat jelas, seperti, dihilangkan dari daftar undangan rapat, atau kata-kata makian dari si bos kepada kamu di depan rekan kerja lain, atau kamu didiamkan sementara si bos bicara akrab dengan rekan kerja kamu.
Sebuah riset di Perancis mengungkapkan, bullying di kantor bisa berdampak pada kesehatan si korban.
Perilaku bullying memang tidak mudah ditangkap dan disadari.
Inilah 20 tanda kamu menjadi korban bullying di kantor yang dihimpun tim Grid.ID.
1. Perbedaan perlakuan
Rekan kerja dalam satu tim menerima proyek dengan perlakuan istimewa, tunjangan perjalanan, dan waktu luang.
Sementara itu, kamu menemukan bahwa sebagian besar dari permintaan kamu dalam jalur yang sama ditolak tanpa penjelasan yang masuk akal.
(BACA JUGA 20 Tahun Bekerja Sebagai Buruh, Ibu Ini Ngaku Upah Gitu-Gitu Saja)
2. Tidak diperhitungkan
Katakanlah kamu sudah diberi arahan dengan tujuan tertentu, tujuan akhir, dan tenggat waktu.
Kamu bekerja keras dan fokus untuk mengerjakannya.
Tetapi, tiba-tiba ada perubahan arah dalam proyek tersebut. Kemajuan kamu tidak dirayakan atau diterapkan pada proyek baru, bahkan tidak diperhitungkan.
3. Semua keputusan dipertanyakan
Kamu terus-menerus dibombardir.
Semua keputusan yang kamu ambil dianggap tidak dapat dipercaya.
Atasan dan rekan kerja lebih banyak memberitahu kamu apa yang harus dilakukan.
Kamu selalu dianggap salah, tidak kompeten, dan kemampuan pengambilan keputusan kamu tidak membuahkan hasil.
(BACA JUGA 5 Cara Buat Kamu Jadi Lebih Produktif dalam Bekerja, No 4 Paling Sering Diabaikan)
4. Terasing secara sosial
Tiba-tiba, kamu dikeluarkan dari pertemuan.
Rekan kerja cenderung membahas pekerjaan sebelum kedatangan kamu.
Kamu tidak ditandai pada e-mail penting.
Rekan kerja cenderung menghindari dan menjaga interaksi dengan kamu.
Kamu juga tidak lagi diundang dalam acara sekedar minum-minum.
5. Sasaran kesalahan
Seringkali, ketika kamu membuat komentar, saran, atau pendapatan tidak setuju, seketika sejumlah rekan kerja langsung menanggapi komentar kamu.
Tidak peduli apakah pendapat kamu benar, intinya rekan kerja yang mem-bully ingin membuktikan bahwa komentar yang kamu lontarkan adalah salah.
6. Kesehatan Terganggu
Bullying dapat menyebabkan depresi, kecemasan, serangan panik, dan perubahan suasana hati.
Ada gejala fisik seperti peningkatan tekanan darah, detak jantung yang cepat, dan kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan.
Ini merupakan tanda-tanda fisik yang muncul akibat praktek bullying di tempat kerja.
(BACA JUGA WASPADA! Suka Pesimis di Tempat Kerja, Buat Kamu Jadi Terlihat Bodoh )
7. Mengalami kekerasan verbal
Kamu sering menjadi sasaran negatif, seperti mendapat bahasa kasar dan sering ditegur di depan teman seluruh kantor. Kamu menjadi bahan becanda kasar oleh rekan kerja, yang membuat kamu menjadi tidak nyaman dan mengalami intimidasi verbal.
8. Pekerjaan berkurang
Dedikasi kamu untuk pekerjaan tidak diakui oleh atasan kamu atau atasan memberikan kredit atau tugas kepada rekan kerja lain.
(BACA JUGA WOW! Kerja Wanita Ini Hanya Memutari Ring Tapi Penghasilannya Membuat Orang Lain Iri)
9. Sering dikritik
Tampaknya di mata atasan, kamu tidak efektif dan tidak profesional.
Umpan balik selalu diberikan dalam bentuk kritik dan disampaikan dengan cara yang membuat kamu merasa buruk tentang diri kamu atau mengikis mentalitas kamu.
Tidak ada upaya untuk memberikan bimbingan.
10. Diberi kendala tidak beralasan
Jika atasan sengaja membuat hambatan di depan kamu untuk mencegah keberhasilan kamu menyelesaikan proyek, maka hal tersebut adalah tindakan utama dari praktek bullying.
Kamu berhak mendapatkan keberhasilan, namun jika tempat kerja menghalangi hal itu, maka saatnya kamu berpikir dan membuat keputusan untuk segera angkat kaki.
(BACA JUGA Oh.. Begini Cara Rachel Maryam Membagi Waktu Antara Pekerjaan dan Keluarga)
11. Merasa mual
Kamu merasa ingin muntah setiap kali menyadari kamu harus ke kantor, entah itu malam sebelumnya atau saat akan berangkat ke kantor.
12. Tensi tinggi
Saat kamu mengecek kesehatan, berulang kali dokter mengingatkan masalah tekanan darah kamu yang tinggi dan masalah kesehatan lain, bahkan sudah menyarankan untuk mengganti pekerjaan.
13. Malu bercerita
Kamu merasa malu untuk bercerita kepada pasangan bahwa ada orang di kantor yang mulai mengkontrol kamu.
(BACA JUGA Seorang Tuna Rungu Pun Bisa Bekerja Lewat Go-Jek, Simak Kisahnya)
14. Cuti tidak menyenangkan
Semua waktu liburan kamu hany aberfokus pada "istirahat dari tekanan mental" di kantor.
Waktu libur atau cuti kamu pun dihabiskan dengan hal yang percuma, tak terasa menyenangkan, malah melelahkan, gairah kamu untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan tiba-tiba raib.
15. Mengerjakan tugas di luar tanggung jawab
Kamu mulai mencoba mengerjakan tugas-tugas yang terlihat sangat mustahil dan kadang di luar tanggung jawab kamu, bahkan tanpa pelatihan atau waktu untuk membekali diri sebelum melakukan tugas itu, namun, tetap saja, hal-hal luar biasa itu, tak pernah cukup baik di mata bos kamu.
(BACA JUGA Kerja di Klub Malam, Aura Kasih Ubah Penampilan Rambut
16. Atasan mempermalukan
Rapat dadakan yang digelar bos tak berujung pada hasil yang konkret.
Malahan di dalam agenda rapat hanya banyak mempermalukan kamu.
17. Teman kantor menjauh
Teman-teman secara perlahan menjauhi kamu karena suruhan atasan, atau karena mereka merasa kasihan kepada kamu, atau lebih parah, takut menjadi seperti kamu.
18. Tanggapan sinis bagian HRD
Beberapa orang di departemen sumber daya manusia (HRD) mengatakan apa yang kamu terima itu bukan masalah pelecehan, dan kamu sebaiknya "menyelesaikan secara musyawarah" dengan orang yang kamu tuduh sebagai "penyiksa".
19. Dinilai tidak kompeten
Kamu pernah dicap tidak kompeten melakukan pekerjaan kamu, meski kamu tahu orang yang mengatakan hal itu sama sekali tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan kamu itu sama baik dengan hasil kamu.
(BACA JUGA Ini 5 Cara Elegan Mengambil Hati Atasan Tanpa Menjilat, Bikin Kamu Lebih Mudah Bekerja)
20. Dicap orang yang sulit diajak kerjasama
Semua orang di kantor setuju bahwa orang yang mem-bully kamu itu memang orang yang sulit diajak bekerjasama, bahkan menyebalkan, tetapi tak ada yang bisa mereka lakukan untuk membantu kamu.
Bahkan, tak heran jika mereka lalu memutar badan mereka ketika kamu minta bantuan untuk mendukung kamu.
(*)
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |