Grid.ID - Keterbatasan tempat tinggal membuat anak-anak dari keluarga buruh di Pringapus, Ngadirejo, Temanggung tidak ada pilihan.
Merea terpaksa atau dengan tidak sengaja menyaksikan “adegan” orang dewasa yang seharusnya belum waktunya untuk dilihat.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Semarang, Romlah.
Dikutip Grid.ID dari Tribunnews.com, Syahrul Munir, di sejumlah kantong industri di Kabupaten Semarang ditemukan fenomena mencengangkan.
Kasus-kasus pornografi anak yang dipicu oleh perilaku meniru orang-orang dewasa di sekelilingnya terjadi di kawasan industri itu.
Padahal, pelaku yang ditru belum tentu orangtuanya.
Kemajuan teknologi yang tak terbendung sekarang ini, juga makin memudahkan anak untuk mendapat informasi secara online.
Termasuk informasi tentang pornografi.
Ironisnya, situs-situs yang berbau pornografi sangat mudah diakses oleh anak-anak.
Terlebih di desa yang terletak 22 Km arah barat laut ibu kota kabupaten Temanggung ini, anak-anak ditinggal bekerja.
Rata-rata orangtua mereka bekerja sebagai buruh.
Kata Romlah, ketika memberi penyuluhan, persoalan pornografi, termasuk masalah kekerasan pada anak ini harus diselesaikan secara kolektif.
Perilaku yang terjadi di Kabupaten Semarang tersebut masih didominasi dampak kemudahan masyarakat dalam mengakses internet, khususnya pornografi.
Untuk memutuskan rantai konten pornografi di kalangan anak-anak dan pelajar ini, peran keluarga dan pemerintah sangat dibutuhkan.
Mengedukasi seks pada anak itu sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan usainya.
Dikutip Grid.ID dari laporan reporter nakita.grid.id, Seto Mulyadi, salah seorang pemerhati anak, menyebutkan ada 4 poin dalam memberi pendidikan seks pada anak , apa saja?
1.Tugas orang terdekat
Orang tua menjadi tombak utama.
Anak laki-laki yang mengedukasi ayahnya, sedangkan anak perempuan ibunya.
Orang tua harus komunikatif, rendah hati, dan mau mendengarkan.
Jika orang tua memenuhi 3 kriteria itu, anak akan merasa nyaman, terbuka, berani bertanya dan mendengarkan saran atau jawaban yang diberikan.
2. Edukasilah sesuai dengan daya tangkap anak
Setiap anak memiliki daya tangkap berbeda, pendidikan seks untuk usia TK tentu berbeda dengan SD dan SMP.
Yang penting, pastikan dia memperoleh informasi yang maksimal.
Misalnya, anak harus mengetahui perbedaan organ kelamin yang dimiliki, antara laki-laki dan perempuan.
3.Jangan bosan memantau
Orangtua harus mengetahui kapan anaknya mulai mimpi basah atau menstruasi.
Bersiaplah dan jadilah sahabat untuk menghadapi berbagai pertanyaan anak.
Jelaskan fungsi alat kelamin setelah mengalami proses tersebut, dan ingatkan untuk tdiak menggunakan sembarangan.
4. Jelaskan segamblang mungkin
Jelaskan secara benar dan menyeluruh ketika berbicara tentang seks, sehingga anak tidak berimajinasi atau penasaran.
Yang akhirnya anak jadi punya sudut pandang sendiri.(*)
Smber foto : Loves Cheap Blogger
Dijuluki Bos Terbaik, Pria Ini Rogoh Kocek hingga Rp 10 Miliar Demi Belikan Hadiah Mobil untuk Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya