Alasan Cheryl menggunakan donor sperma lebih pada soal finansial.
Ia merasa belum menemukan laki-laki yang sudi menafkahi 12 anaknya.
“Saya dilukai oleh Robert dan merasa sulit untuk percaya (laki-laki) lagi,” curhat Cheryl.
“Lagi pula, bagiamana saya bisa menemukan laki-laki yang mau menerima semua anak saya?”
Pada akhirnya, Cheryl berjuang sendiri untuk menghidupi 12 anaknya.
Meski berat, nyatanya itu tak membuatnya berhenti berharap punya anak lagi.
“Anak bungsu saya hampir berusai 1 tahun dan saya rindu memiliki bayi yang baru lahir di pelukan saya,” tambahnya.
Oleh sebab itu, Cheryl mendaftarkan diri ke donor sperma.
Ia ingin mencari pendonor yang sempurna untuk bisa mendapatkan anak ke-13 yang juga sempurna.
“Saya ingin laki-laki cerdas dan tampan, agar anak saya nanti tumbuh dengan baik. Tapi mereka tidak perlu ayah. Semua anak-anak saya adalah milik saya,” tegasnya.
Untuk menghidupi diri dan 12 anaknya, Cheryl bekerja keras sebagai pembersih paruh waktu di Lancashire.
Meski tahu dirinya dan anak-anaknya tidak mendapatkan tunjangan, Cheryl percaya, selalu ada cara untuk mengatasinya.
“Banyak bayi berarti lebih banyak keuntungan, sehingga hidup saya lebih meriah,” pungkasnya. (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |