Jawabannya adalah lemak.
Namun karena lemak sering dianggap sumber penyakit, maka banyak produsen makanan menyediakan versi rendah lemak (low fat) pada produknya, sehingga kamu nggak merasa berdosa saat menyantapnya.
Namun tahukah kamu bahwa menghilangkan lemak sekaligus menghilangkan rasa lezat?
Untuk mengatasinya, produsen makanan menambahkan rasa dari bahan-bahan lain termasuk pemanis buatan.
Bahan-bahan ini bisa jadi lebih buruk efeknya dibanding lemak yang dihilangkan.
Oleh karenanya, lemak sebenarnya tetap bisa dikonsumsi dalam jumlah tertentu dan dari sumber yang sehat, seperti kacang-kacangan dan alpukat.
6. Makan buah bisa bantu kamu menjadi langsing
Buah-buahan mengandung vitamin dan serat.
Namun, juga mengandung kalori dan gula yang bisa menggagalkan rencana diet jika dikonsumsi berlebihan.
Sebuah pisang, misalnya, memiliki jumlah kalori yang sama dengan dua chocolate chip cookie, yakni sekitar 100 kalori.
Jika kamu ingin menjadi langsing, sebaiknya kamu mengonsumsi empat porsi buah setiap hari bersama dengan sumber protein seperti kacang-kacangan dan yoghurt Yunani.
7. Daging merah tidak baik untuk kesehatan
Soal ini, ada peneliti yang sepakat bahwa daging merah lebih buruk dari daging putih, namun sebagian lain peneliti menyangkalnya.
Memang benar daging merah meningkatkan risiko penyakit jantung karena kandungan lemak jenuhnya.
Namun daging putih juga mengandung lemak jenuh.
Seporsi daging sapi sirloin mengandung lemak jenuh lebih sedikit daripada paha ayam dengan kulit.
Jangan makan daging ayam dengan kulitnya.
Pilih daging sapi tanpa lemak agar tidak menambah kandungan lemak jenuh dalam tubuh.
(Wisnubrata/kompas.com)
(Susanto/Alfa)