(BACA JUGA: Kisah Bayi Dania, Lahir Kondisinya Seperti ini, Kini Beginilah Dia Sudah Tumbuh Besar)
Ransomware menjadi salah satu bentuk serangan siber yang akan terus mendominasi di sepanjang tahun 2017.
Dari data yang dikeluarkan GTIR 2017, 77% serangan ransomware tersebar dibidang: layanan bisnis & profesional (28%), pemerintahan (19%), kesehatan (15%) dan ritel (15%).
Ransomware, seperti yang kita ketahui adalah malware yang didesain untuk menyandera data atau perangkat kita.
Dan ini menjadi catatan penting untuk berbagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan dan perbankan, karena perubahan kebiasaan konsumen ke arah digital.
“Padahal ancaman siber di Indonesia mengarah ke perusahaan keuangan dan perbankan, termasuk retail e-commerce,” kata Hendra Lesmana, Country Director, PT Dimension Data Indonesia.
Sumber serangan phising (di mana di dalamnya terdapat serangan ransomware) terbesar adalah dari Amerika Serikat (41%), Belanda (38%) dan Perancis (5%).
(BACA JUGA: Cerita Prekuel Harry Potter Dicuri Orang, J.K. Rowling Meminta Bantuan Kita Untuk Menemukannya)
Disinyalir bahwa 64% eksekutif bank di kawasan Asia Pasifik sadar akan gencarnya ancaman siber, tetapi mereka tidak memiliki persiapan yang cukup untuk menangkal ancaman siber tersebut.
“Dengan semakin sadarnya eksekutif di berbagai perusahaan, kami berkomitmen untuk menjadi mitra mereka untuk mengimplementasikan solusi keamanan siber secara menyeluruh sehingga dapat melindungi keamanan data mereka dari ancaman dan serangan siber,” tutup Hendra. (*)
3 Tahun Menghilang, Li Ziqi Akhirnya Comeback, Ini 5 Fakta Sang YouTuber Cantik Nomor 1 di China dan Alasan Sempat Hiatus