”Waktu SD, ayah saya cerita tentang beliau,” kenang Maia suatu saat kepada media.
”Tahunya cuma, oh beliau dipasang sebagai nama jalan, oh beliau pahlawan,” lanjutnya.
(BACA JUGA: Disebut Calon Manten, Maia Estianty Segera Lepas Masa Janda?)
Maia tak terlalu merasa wow sebagai keturunan pahlawan Tjokroaminoto.
Meski begitu, ini membuatnya semakin ingin tahu hingga ia membaca membaca majalah yang diterbitkan salah satu media besar di Indonesia tentang Tjokroaminoto.
Sampai puncaknya, dia terlibat dalam penggarapan film biopik Tjokroaminoto yang tayang April 2015.
Ibu dari Al, El dan Dul ini menceritakan, di dalam keluarganya ada pertemuan trah Tjokroaminoto.
Rutin setiap bulan dilakukan sejak dia masih anak-anak.
(BACA JUGA: Disinggung Poligami, Inilah Jawaban Skakmat Maia Estianty yang Langsung Membuat Bungkam)
Dari sanalah hubungan keluarga keturunan Tjokroaminoto tetap terjaga dengan baik.
Menurut Maia, ada satu pesan yang harus dijaga dari generasi ke generasi. ”Jaga nama harum keluarga,” tegas Maia.
Meski singkat dan sederhana, pesan itu sangat berat untuk diwujudkan. Apalagi bagi dia yang seorang public figure.
Belum lagi tuntutan untuk meneruskan perjuangan Tjokroaminoto. Baginya, yang buyutnya itu adalah orang yang sangat pemberani.
Meski begitu, tetap saja ada darah perjuangan di tubuh Maia Estianty.
Itu yang menjadi tantangan seorang Maia, meski perjuangannya sudah dalam bentuk lain.
Setidaknya, dia sudah memiliki mental luar biasa sebagai perempuan tangguh. (*)
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |