Pada akhirnya, pasokan itu memacu kerja sel-sel otak.
Prof Taruna Ikrar menambahkan struktur otak manusia begitu kompleks.
Organ ini terdiri dari 100 miliar sel. Dalam setiap sel neuron otak, ada sekitar 10 ribu koneksi (sinapsis). Total koneksi di otak dapat mencapai ribuan trilliun sinapsis.
(Baca : Evelyn Rela Sujud dan Cium Kaki Aming Agar Tak Diceraikan)
Sinapsis-sinapsis itu memerlukan pasokan nutrisi, oksigen, neurotransmitter serta agen sistem imun tubuh.
Dengan proses fisiologi yang sempurna, otak dapat menjaga dan meningkatkan plastisitas, neurogenesis atau perbaharuan.
Berdasarkan risetnya itu, Prof Taruna Ikrar menyimpulkan, sujud dalam shalat yang dilakukan secara khusyuk dapat menurunkan rasa cemas, stres, dan ketakutan.
Sujud juga mampu memperbaiki harmonisasi atau keseimbangan sistem saraf, khususnya terkait eksitatori dan inhibitori neurons.
“Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah,"
"Pada akhirnya menjamin pemenuhan semua kebutuhan sistem saraf yakni oksigen, elektrolit, neurotransmitter, enzim-enzim, serta semua kebutuhan utama otak secara maksimal dan efisen,” jelas pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, itu.
Secara fisik, kondisi sujud menunjukkan sebuah penghambaan total.
Dalam posisi tersebut, manusia merasakan derajat yang begitu rendahnya.
Namun, lanjut Prof Taruna, di balik kepasrahan itu, ada peningkatan derajat ketakwaan manusia di sisi Allah.
Pada hakikatnya, seorang hamba yang bersujud merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Nagita Slavina Diam-diam Punya Toko Berlian, Raffi Ahmad Syok saat Diajak Berkunjung ke Toko sang Istri: Ini Milik Kamu?