Saat Warsem mengusulkan menghilang dari Salim dan pindah kerja saja di Hongkong, Nurhidayati pun menolak. "Katanya, di Hongkong majikan pada kepo (ingin tahu urusan orang), pasang CCTV di mana-mana. Kalau di Singapura, majikan enggak pada kepo, enggak banyak masang CCTV. Yang penting pekerjaan beres," tutur Warsem.
Diberitakan sebelumnya, salah seorang karyawan hotel tempat Salim dan Nurhidayati mengambil kamar di sana mengatakan, pasangan ini memesan kamar untuk tiga jam. Lalu menambah sewa lima jam lagi.
Setelah 10 jam tidak juga check out, petugas hotel memeriksa kamar nomor 81, dan melihat Nurhidayati sudah meninggal.
Menurut Warsem, Nurhidayati menemui Salim untuk membayar utang, tidak untuk menginap. Hal itu disampaikan Nurhidayati kepada Warsem lewat telepon pada Minggu pagi.
"Jadi ceritanya, anak saya utang Rp 10 juta sama Salim. Sudah dibayar Rp 5 juta. Waktu ke hotel itu, anak saya janjian ketemuan di sana untuk melunasi sisa utangnya yang masih Rp 5 juta lagi," papar Warsem.
Setelah melunasi utangnya, Nurhidayati mau menegaskan berakhirnya hubungan mereka. Salim diminta tak lagi menemui Nurhidayati. "Rencananya memang tanggal 15 Januari ini Nurhidayati pulang karena kontrak kerjanya berakhir," ujar Warsem.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul,
Menolak Jadi Simpanan, Pekerja Indonesia Dibunuh di Singapura
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Hastin Munawaroh |