"Banyak yang mengerubungi untuk membangunkan Pak Izhar. Ternyata beliau tidak bangun-bangun. Kemudian ada yang teriak kalau dia pingsan. Akhirnya kami umumkan lewat pengeras suara minta tolong kepada jemaah apakah ada yang dokter dan mempersilakan untuk memberi pertolongan pertama," jelas Budiono.
Usai diumumkan, ada dua orang yang ternyata berprofesi dokter segera memeriksa Izhar.
Budiono bilang, seorang dokter sempat mencoba melakukan pertolongan pertama dengan memompa bagiam dada Izhar. Namun, tetap saja Izhar tak kunjung tersadar.
"Pas dipegang lehernya, masih terasa hangat. Tapi belum ada yang berani menyimpulkan kalau beliau meninggal. Lalu kami putuskan membawa beliau ke rumah sakit Tebet. Di sana diketahui Pak Izhar sudah meninggal," imbuhnya.
Jenazah Izhar kemudian dibawa ke rumah duka, yang merupakan rumah sang kakak di Tebet.
Jenazah akhirnya disalatkan di masjid yang sama selepas salat zuhur.
Setelah disalatkan, jenazah dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut.
Izhar (58), seorang pensiunan pertanahan dikenang keluarga sebagai seorang yang disiplin dalam waktu shalat.
Setiap ke sini (Jakarta) selalu shalat berjamaah di mesjid Al-Ittihaad kenang Mutia, keponakan.
"Paman (Izhar) baik, periang dan selalu disiplin dalam waktu shalat, dengar adzan langsung ambil air wudhu dan pergi ke mesjid," kata Mutia.
Ia juga menuturkan paman (Izhar), meninggalkan seorang istri (Aida Khairati) dan memiliki dua orang anak.
Anak pertama baru saja menikah dan anak kedua baru lulus dari UI dan akan di wisuda akhir agustus tahun ini.
Kerabat Izhar yang tidak ingin disebutkan namanya ini pun mengenal pribadi Izhar sebagai seorang yang baik dan religius.
"Ia (Izhar) adalah pengurus mesjid dekat rumahnya di Bandung," tutur pria berkacamata ini.
(*)
Artikel ini juga bisa anda baca di Tribunnews.com dengan judul : Izhar Sudah Bercita-cita Ingin Meninggal Saat Salat
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |