Tradisi ini juga menyiratkan keindahan toleransi beragama.
Menjelang Idul Fitri, warga Muslim akan melakukan "ngejot" atau memberikan hidangan kepada masyarakat sekitarnya, tidak peduli apapun agamanya.
Tradisi ini sudah dilakukan sejak masa kerajaan dan hampir dapat ditemukan di sebagian besar daerah di Bali.
(BACA Rekor Terpecahkan! Inilah Pasangan Terpendek di Dunia yang Menikah, Cerita Romantisnya Menyedihkan)
Saat Hari Raya Idul Fitri, umat muslim di Bali merayakannya dengan memberikan hidangan pada tetangga sekitar tidak memandang agamanya.
Umat Hindu yang menerima pemberian pada hari raya Idul Fitri lantas membalasnya pada hari raya Galungan, hari raya besar Hindu yang memperingati kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma(keburukan).
Tradisi Ngejot sendiri sudah berlangsung sejak lama dan dapat dijumpai di desa-desa ataupun di daerah perkotaan di Bali.
Tradisi Ngejot merupakan akulturasi budaya Islam dengan budaya Bali yang menciptakan kedamaian dalam toleransi antar umat beragama.
2. Tradisi Pegayaman
Selain tradisi Ngejot, menjelang hari raya Idul Fitri warga muslim Bali juga punya tradisi Pegayaman.
Tradisi dilakukan oleh warga muslim Desa Pegayaman, Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Tradisi setiap tahun yang dilakukan tiga hari jelang Lebaran diantaranya Penapean, Penyajaan, dan Penampahan.
Chandrika Chika Belum Minta Maaf Usai Diduga Aniaya Yuliana Byun, Sang Ayah Datangi Korban