Lagi-lagi ada kasus yang menimpa turis asal Inggris bernama Christina Annesley yang meninggal di tahun 2015. Laporan resmi dari kepolisian mengatakan bahwa dirinya bunuh diri dengan meminum antibiotik dan alkohol.
Namun orang tuanya menuduh kepolisian menutup-nutupi kasus ini, karena menurut keterangan saksi dan video CCTV, beberapa jam sebelum Christina ditemukan tewas ada rekaman yang memerlihatkan bahwa ada seseorang yang mengikutinya. Polisi tidak menindaklanjuti temuan ini.
(BACA: 5 Mainan Ini Bisa Mengajarkan Anak Belajar Coding Sejak Dini, Calon Inventor Masa Depan!)
Kemudian ada Luke Miller yang ditemukan tewas mengapung di kolan renang di pantai Sairee. Tidak jelas penyebab kematiannya, karena kepolisian hanya mengatakan dirinya tenggelam.
Padahal menurut keluarga, Luke adalah perenang yang handal, dan tidak ada laporan otopsi terkait kematiannya karena tubuhnya langsung dikremasi.
Satu lagi turis asal Inggris, Nick Pearson ditemukan tewas mengambang di laut pada tahun baru 2014. Kedua orang tuanya yakin dirinya dibunuh, meskipun kepolisian mengatakan bahwa Nick tewas tenggelam setelah jatuh dari ketinggian 50 kaki.
Namun mengapa dirinya bisa jatuh dari ketinggian tersebut tidak disebutkan, sehingga timbul spekulasi bahwa dirinya dilempar ke laut.
Kasus terakhir menimpa turis asal Perancis bernama Dimitri Povse yang ditemukan tergantung di tahun baru 2015.
Pihak kepolisian mengatakan bahwa Dimitri tewas bunuh diri, meskipun saat ditemukan Dimitri dalam kondisi tangannya terikat ke belakang.
Teori Konspirasi
Jadi, apakah yang membunuh para turis di pulau Koh Tau ini?
Mengapa pihak kepolisian terkesan menutup-nutupi kasus-kasus tersebut?
Kalau menurut wawancara pada penduduk lokal pulau tersebut, jauh sebelum aparat otoritas masuk ke pulau Koh Tau, pulau ini sudah dikuasai oleh satu keluarga kaya yang sudah turun temurun sampai sekarang ini.
Teori yang berkembang adalah keluarga ini memaksa aparat untuk menutup-nutupi semua pembunuhan yang dilakukan oleh mereka.
Bahkan seperti cerita dalam film Hollywood, keluarga ini dikatakan memiliki kebiasaan ‘berburu’ yang dilakukan setiap pergantian tahun dan menargetkan orang dengan kriteria yang sama.
Yaitu turis backpacker, berumur 20-30 tahun, dan berada di pulau Koh Tau.
Akibat kasus yang menimpa Ellise, Inggris sampai mengeluarkan travel warning kepada warganya untuk pergi ke Thailand. (*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya