Laporan Wartawan Grid.ID, Kama Adritya
Grid.ID – Semenjak adanya program satelit Juno yang dikembangkan oleh NASA, planet Jupiter mendapatkan panggung utama di kalangan ilmuwan maupun media.
Terlebih lagi ketika gambar-gambar yang dikirimkan dari Juno sangat memukau dan memerlihatkan sisi indah dan mengerikannya planet terbesar di tata surya ini.
Kalau bicara Jupiter, maka orang akan langsung membayangkan bintik merah raksasa atau Great Red Spot (GRS) yang menjadi ciri khas planet kelima ini.
(BACA: 9 Film yang Musti Ditonton di Bulan Juli, Salah Satunya Sudah Tayang di Bioskop)
GRS sebenarnya adalah merupakan sebuah badai terbesar di tata surya kita, di mana ukurannya bisa mencapai selebar 16.000 kilometer dan memiliki angin kencang yang bisa mencapai kecepatan 650 km / jam.
Saking besarnya badai GRS ini, kamu bisa memasukkan dua planet Bumi ke dalamnya. Namun menurut pengamatan, ukuran dari badai GRS ini semakin lama semakin kecil.
GRS pertama kali dideteksi sekitar 150 tahun yang lalu, meski menurut ilmuwan GRS itu sudah ada sejak 350 tahun yang lalu. Tergolong baru, mengingat umur planet ini yang diperkirakan sudah berusia 4,5 milyar tahun.
Sebelumnya kita cuman hanya bisa membayangkan seperti apa bentuk badai raksasa ini. Apakah misteri yang berada di bawah awan badai tersebut? Mengapa badai raksasa ini berbeda dengan badai lainnya yang juga ada di planet Jupiter? Mengapa badai ini mengecil?
Berkat Juno, sebentar lagi misteri dan pertanyaan seputar GRS akan segera terungkap!
(BACA: Bukan Kadal Bukan T-Rex, Binatang yang Paling Mengerikan di Zaman Dinosaurus Adalah Buaya!)
Pada tanggal 10 Juli besok, Juno akan mendekati GRS dalam titik terdekatnya, yaitu dari jarak 9000 kilometer. Ini akan menjadi momen spesial, mengingat betapa tingginya radiasi dari planet Jupiter, maka Juno tidak bisa terlalu dekat dengan GRS ini.
Sepanjang proses pendekatan ini, Juno juga akan memasang JunoCam yang bisa diakses olah semua orang dari seluruh dunia.
Momen ini sangat ditunggu-tunggu, terutama oleh para astronomer. Scott Bolton yang merupakan pemimpin proyek Juno ini mengatakan bahwa dirinya tidak ada bayangan akan seperti apa temuan mereka nanti.
“Ketika akhirnya kamu mendekati Jupiter, semua terlihat luar biasa. Kamu melihat semua detail bagaikan melihat karya seni. Namun kita tidak tahu akan seperti apa GRS itu jika dari dekat.” Ujar Bolton ketika dikutip dari Gizmodo.
“Salah satu pertanyaan yang penting adalah seberapa dalam badai ini? Para ilmuwan percaya bahwa badai ini memiliki kedalaman yang dalam karena bisa bertahan sampai selama ini. Namun kita tidak terlalu yakin, karena kita belum pernah melihat permukaan Jupiter sebelumnya.” Ujarnya dengan semangat.
(BACA: Inilah Dampak Peraturan Pemerintah Terhadap Tarif Taksi Online, Jadi Lebih Mahal atau Murah?)
Apapun yang akan ditampilkan oleh Juno pada tanggal 10 Juli nanti, yang pasti akan ada foto dan data yang spektakuler. (*)
Gunung Raung Erupsi Sehari Sebelum Natal, Pendaki Dengar Suara Ngeri ini dan Buru-buru Selamatkan Diri