Jika bagian anode atau cathode terekspos terhadap panas berlebih, maka hal tersebut akan memicu reaksi berantai yang akan membuat partikel di dalamnya menjadi semakin panas dan panas.
Hal tersebut akan membuat baterai tersebut meleleh dan mengeluarkan panas yang tinggi.
Lithium Polymer memiliki bahan dan partikel yang lebih kuat menghadapi panas, namun tidak demikian halnya dengan Lithium Ion yang lebih murah.
Dalam kasus powerbank, biasanya produsen powerbank menyertakan alat pencegah terhadap panas berlebih ataupun arus pendek yang bisa memicu reaksi berantai di dalam baterai tersebut.
(BACA: iPhone 8 Digosipkan Menggunakan Fitur Scan Wajah 3D Untuk Menggantikan Sensor Sidik Jari)
Sayangnya, tidak semua produsen powerbank memberikan alat pencegah tersebut, karena komponen tersebut akan menambah biaya yang berdampak pada tingginya harga powerbank tersebut.
Semakin besar voltase dari baterai powerbank tersebut, maka akan semakin besar juga panas yang dihasilkannya. Sehingga semakin besar kapasitasnya, maka bisa akan semakin besar pula ledakan yang dihasilkannya.
Meski demikian, batas berbahaya dari sebuah powerbank cukup tinggi sehingga selama powerbank tersebut tidak terekspos terhadap panas yang berlebih (seperti sinar matahari) atau tidak dicharge terlalu lama (karena semakin lama dicharge maka suhu partikelnya juga akan semakin panas).
(BACA: Beginilah Penampilan Bumi 335 Juta Tahun yang Lalu Jika Negara-Negara Sudah Ada)
Selain itu, baterai lithium juga bisa terjadi reaksi berantai yang akan menyebabkan panas berlebih jika anode dan cathode-nya bertemu langsung tanpa melalui cairan pemisah.
Jadi jika powebank tersebut ditusuk atau bolong maka hal tersebut juga bisa menyebabkan ledakan.
Oleh karena itu, kualitas bodi pelindung powerbank juga menjadi faktor penentu. (*)
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini