Dalam bukunya , Shandy mengungkapkan betapa ia sangat merindukan kasih sayang sang Ayah yang tak pernah ia dapatkan.
Sang ayah yang akhirnya mendapatkan anak lagi-lagi dari pernikahan keduanya, membuat Shandy dan 3 kakaknya tak pernah mendapatkan perhatian.
"Setiap aku bermain ke rumah papa, pemandangan papa mencintai anak laki-lakinya itu sudah biasa kulihat dan sudah biasa pula membuatku iri. Kuakui aku memang iri. Aku masih kecil dan rasa iri itu timbul begitu saja tanpa kumengerti. Aku menginginkan posisi yang ditempati anak laki-laki papa. Tapi kau tidak bisa berbuat apa apa," ujar Shandy.
Ia bahkan pernah begitu iri melihat Ayahnya membelikan mainan untuk adik tirinya itu, sedangkan ia tak pernah sekalipun dibelikan mainan.
"Papa membelikan anak laki-lakinya mobil-mobilan besar yang bisa dinaiki dan dikendarai. Harganya sangat mahal, di atas satu juta rupiah. Aku tidak pernah dibelikan mainan apa pun oleh papa. Mama memang tidak mau menerima uang sepeser pun dari papa, tapi memperbolehkan anak-anaknya menerima apa pun dari ayahnya," pungkasnya.
Hingga saat dewasa pun, sang Ayah, tak hadir mau dalam pernikahannya karena perbedaan keyakinan.
Kiemas beralasan beda keyakinan dengan putri bungsunya itu, sehingga tidak lagi berperan sebagai wali nikah anaknya.
Sesuai dengan keyakinannya pula, Kiemas tidak bisa memasuki rumah ibadah umat lain, tempat di mana putrinya melangsungkan pernikahan.
“Sebagai seorang muslim, saya punya keyakinan tak akan datang ke dalam gereja atau tempat ibadah umat lain. Soalnya jatuhnya bisa mengganggu keimanan saja,” kata Kiemas, 12 Desember 2011.
Meskipun sejak kecil Shandy tak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya, namun kini ia berhasil membuktikan, anak broken home pun juga bisa sukses.
Tak hanya berbahagia dengan suaminya, David Herbowo, Ia kini juga sering memberikan pesan-pesan positif melalui akun Instagramnya. (*)
Artikel ini sebelumnya tayang di Tribun Solo dengan judul : Ayahnya Ogah Datang ke Pernikahan karena Beda Agama, Shandy Ungkap Masa Kecilnya yang Menyedihkan
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |