Akibatnya, banyak yang mengira anek jika ada ribuan warga Korea Utara datang untuk mendukung negara mereka selama Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Tapi, seperti dugaan, ada penjelasan yang lebih licik.
Telah dilaporkan bahwa warga yang menjadi suporter ini sebenarnya adalah warga Tiongkok yang dibayar oleh Korea Utara untuk menjadi suporter yang patriotik membela Korea Utara hanya selama Piala Dunia.
7. Hanya sebagian kecil jalan yang diaspal
Korea Utara mungkin memiliki stadion terbesar di dunia dengan kapasitas 150.000 tetapi sebaliknya, kurang dari 3% jalan di Korea Utara sebenarnya baru dilapisi dengan aspal.
8. Mereka mengadakan pemilu dengan pemimpin tunggal
Korea Utara memang mengadakan pemilihan setiap lima tahun.
Tentu, warganya hanya punya satu pilihan untuk memilih (dan bahkan tidak memikirkan untuk tidak memilih sama sekali).
Tapi setidaknya ada ilusi kehidupan demokrasi.
Ini aman untuk mengatakan bahwa pemimpin tertinggi Kim Jong-un benar-benar tidak ada oposisi.
Reaksi Verrel Bramasta Dipergoki Bersama Natasha Wilona Hingga Deretan 7 Wanita Pemerkosa Pria | Grid.ID https://t.co/CdRDCa8iBu
— Grid.ID (@grid_id) July 30, 2017
9. Seorang sutradara asal Korea Selatan diculik dan dipaksa membuat film
Banyak orang Korea Utara dengan cepat ingin melupakan film Interview yang tayang pada 2014 (sebuah film komedi di mana dua wartawan AS mencoba membunuh Kim Jong-un).
Ada insiden yang lebih mengerikan yang menghubungkan Korea Utara dan film.
Pada tahun 1978, Kim Jong-il menculik sutradara Shin Sang-ok dan istrinya (aktor Choi Eun-hee) dari Korea Selatan.
Mereka ditugaskan untuk merevitalisasi industri film Korea Utara yang gagal.
Mereka menghasilkan total tujuh film dan akhirnya mereka lolos dari sekapan Korea Utara pada tahun 1986.
10. Aturan hukuman Tiga Generasi Hukuman
Mengerikan, jika seseorang dalam keluarga warga melanggar hukum dan dikirim ke kamp penjara maka sisa keluarganya bisa bernasib sama.
Di mata pimpinan, jika seorang warga melanggar hukum (kemungkinan besar adalah tahanan politik) maka seluruh keluarganya, termasuk kakek-nenek, orang tua, dan anak-anak akan dihukum juga.
Aturan "tiga generasi hukuman" ini dimulai oleh Kim Il-sung pada tahun 1950-an. (*)