Sampai akhirnya mereka menggunakan dialek khusus yang tidak dikenali.
Hal ini memaksa para pembuatnya untuk mematikan kedua program AI ini, dengan dalih pencegahan.
Menurut dugaan sementara, para AI ini menganggap bahasa yang digunakan manusia (dalam hal ini bahasa Inggris) tidaklah efisien, sehingga mereka membuat bahasa baru yang lebih efisien.
Kejadian serupa ternyata telah berkali-kali terjadi pada saat pengembangan AI.
Elon Musk sendiri di OpenAI juga mengalami hal yang sama di mana para bot AI tersebut menciptakan bahasa mereka sendiri.
Kelewat Ngeri! Kegiatan Ospek Sekolah Perhotelan Ini Harus Lewati Bara Api Dengan Telanjang Kaki | Grid.ID https://t.co/uDgJ8XnXYP
— Grid.ID (@grid_id) July 30, 2017
Bukan hanya itu, di Google pun mengalami kejadian serupa. Tim yang bertanggung jawab untuk melakukan pengembangan terhadap jasa Google Translate juga menemukan bahwa AI yang mereka gunakan untuk membantu menerjemahkan bahasa, secara diam-diam menciptakan bahasa mereka sendiri.
Meski demikian, belum ada bukti konkrit yang menunjukkan bahwa AI ini berbahaya. Apa implikasi terhadap bahasa khusus AI ini juga masih belum tentu berbahaya dan bisa jadi malah dapat sangat membantu.
Misalnya pada contoh Google, di mana AI mengembangkan bahasa yang tidak bisa kita mengerti, namun di sisi lain, AI ini justru bekerja lebih efektif dalam menerjemahkan bahasa manusia.
Akhirnya Terungkap, Ternyata ini yang Bikin PNS itu Stres, Sampai Akhirnya Bugil Naik Motor | Grid.ID https://t.co/pQNqEakmub
— Grid.ID (@grid_id) July 30, 2017
Dunia rasanya masih jauh dari genggaman Skynet seperti yang digambarkan dalam film Terminator. Namun, peringatan dari Elon Musk yang ahli di bidang ini juga tidak bisa dianggap enteng. (*)
Kronologi Ricuhnya Demo Indonesia Gelap, Para Mahasiswa Ancam Bakal Demo Lagi Jika Pemerintah Tak Lakukan ini