Dikutip Grid.id dari BBC, Ekhlas menceritakan pengalaman buruknya dengan lancar.
Tapi masih terlihat dengan jelas bagaimana wajahnya memperlihatkan ekspresi muak, setiap kali menyinggung laki-laki yang mengambilnya dari penjara.
"Selama enam bulan ia memperkosa saya. Setiap hari. Saya coba untuk bunuh diri," kata Ekhlas.
?"Anda mungkin mengira saya tegar seperti batu cadas. Tapi saya sangat rapuh, jiwa saya terluka selamanya, rasanya seperti mengalami 100 kematian," kata Ekhlas.
Trauma Berat
Gadis Yazidi lain, yang berusia 13 tahun, mengalami nasib serupa.
Ia bahkan mengalami trauma berat, sehingga ia tak bisa bicara sampai sekarang.
Semua komunikasi dengan tim terapi di Jerman dilakukan dengan menggunakan gambar.
Tim terapi mengatakan, perlu waktu bertahun-tahun agar gadis itu bisa sembuh.
Salah satu anggota tim yang menangani gadis-gadis Yazidi adalah pengacara dan pegiat Amerika Serikat, Jacqueline Isaac.
Ia mengatakan terapi sudah menunjukkan kemajuan.
"Gadis-gadis ini tadinya seperti tak punya harapan. Mereka tak mau berbicara, larut dalam kesedihan dan tak mau menatap wajah orang lain. Kini mereka jauh lebih ceria," kata Isaac.
Jaquleine pula yang menemukan Ekhlas.
Ekhlas melarikan diri ketika orang yang menyekapnya keluar rumah untuk bertempur. Ia berhasil mencapai kamp pengungsi di Pegunungan Sinjar dan beberapa hari kemudian bertemu jacqueline.
Ia kemudian membawa beberapa gadis Yazidi ke Jerman agar mereka bisa menjalani terapi dan memulai kehidupan baru dengan normal.
Demi alasan keamanan, lokasi gadis-gadis Yazidi ini menjalani terapi tidak diungkap. Mereka terpisah dari keluarga dan tak ada yang tahu nasib keluarga mereka saat ini.
Terapi dilakukan di sebuah rumah sakit khusus.
Mereka menjalani meditasi dan sesekali menyanyikan lagu yang biasa mereka dengar di tanah kelahiran mereka di Irak utara. (*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |