21 dari 50 penderita kanker otak yang diteliti mengalami kesulitan saat bergerak, artinya 42 % terjadi pada penderita kanker otak.
Tumor pada otak tentu akan membatasi fungsi otak normal manusia, salah satunya adalah sebagai motor penggerak tubuh.
Bagaimana contohnya ? seorang dengan tumor di otaknya akan mengalami kesulitan dalam bergerak di salah satu sisi tubuhnya.
Cirinya berjalan tidak seimbang/kehilangan keseimbangan, sering tersandung atau bersandar di dinding ketika berjalan, sulit berkoordinasi ketika bergerak
Penyebabnya membuat kesulitan bergerak merupakan akibat dari rusaknya saraf akibat kanker otak, otak adalah motor penggerak dan pengontrol organ tubuh lainnya, kerusakan akan membuat kamu susah bergerak.
6. Kejang-Kejang
Cukup banyak yang mengalami kejang-kejang ketika terkena kanker otak, setidaknya 21 dari 50 peserta mengalami hal ini (36 %).
Kejang-kejang ini terjadi karena aktivitas motorik pada otak tidak normal. Berikut beberapa karakteristik kejang pada penderita kanker otak (Abda, American Brain Tumor Association. diakses 04 November 2014).
Yang ini cirinya serangan terjadi mendadak (tanpa tanda), diikuti kehilangan kesadaran pada tubuh dan kontraksi otot, kehilangan kontrol fungsi tubuh, menggigit lidah, tidak bernafas jangka pendek (30 detik), menjadi biru kehitaman, durasi kejang pendek 2-3 menit
Kemudian efek setelah kejang terjadi kantuk, sakit kepala, kebingungan, sakit otot, kelemahan singkat, atau mati rasa.
Insidensi, sekitar 60% dari pasien tumor otak akan mengalami kejang setidaknya sekali selama tumor otak tersebut masih ada.
Penulis | : | Dosir Weis |
Editor | : | Dosir Weis |