"Senangnya menyendiri, karena mungkin sudah kebiasaan sejak muda,"ujarnya.
Pagi tadi Kapolda DIY bersama rombongan mendatangi lokasi yang terletak di tengah pemukiman.
Wagiyem tinggal sebatang kara dalam rumah yang terbuat dari kayu dengan ukuran kurang lebih 4x3 meter.
Saat itu, dirinya sedang duduk di bangku depan rumahnya. Saat sampai di lokasi, salam diucapkan Ahmad namun Mbah Wagiyem tak bergeming.
"Lebih dekat dan sedikit keras Ndan, pendengarannya sudah terganggu," kata salah seorang warga.
Baca Juga : Seorang Nenek Tega Bunuh dan Mutilasi Putra Jadi 70 Bagian tapi Polisi Justru Membebaskannya
Sesekali jendral bintang dua ini menanyakan arti dari pertanyaan Mbah Wagiyem karena tidak paham artinya lantaran menggunakan bahasa jawa kromo alus. "Umur Mbah Wagiyem berapa tahun?" tanya Kapolda.
Ketika dijawab 100 tahun, Ahmad sedikit kaget.
Beberapa menit berbincang, ia menyerahkan sembako. "Saya persilakan Bapak mampir ke rumah saya sebentar," kata Wagiyem.
Namun, karena akan kembali ke Yogyakarta, Kapolda berpamitan. "Saya doakan rezeki Bapak Ibu semua yang ke sini lancar," ucapnya dengan mata berkaca-kaca Ahmad Dofiri mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang ada di Polda DIY setiap hari Jumat.
Tak hanya di Gunungkidul, tetapi juga di daerah lainnya. "Kegiatan ini kolaborasi anggota Polri yang diinisiasi oleh Brigadir Ali dengan rekan-rekan yang tiap Jumat mendatangi orang tua jompo di tempat-tempat terpencil, (hari ini bersama) Forum Silaturahmi Desa Getas," ujarnya.
Pak Tarno Ketiban Rezeki Nomplok Usai Viral Jualan Ikan Cupang, Tangisnya Pecah saat Diberi Sosok ini Rp 50 Juta
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Hastin Munawaroh |