Meski demikian, dia punya kepekaan sosial yang kuat terhadap lingkungannya.
Kartini sedih menjadi-jadi karena dia harus dipingit usai menuntaskan sekolah tingkat dasar.
Dia dilarang untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Masa depannya makin suram karena hidupnya akan berakhir dalam sebuah pernikahan.
Tak ingin adiknya mengalami kesedihan yang berlarut, Kartono, kakak Kartini, berinisiatif memberi obat penawar.
Obat tersebut adalah dengan membaca buku.
Jadilah Kartini seorang yang punya ketertarikan lebih dalam membaca buku.
Beragam jenis buku dilahapnya.
Karya ilmiah, surat kabar, dan novel.
Kartini semakin radikal, lebih maju dari lingkungannya, dan tentu tumbuh benih-benih kritis dalam visi hidupnya.
Sampai suatu waktu, muncul sebuah gagasan bahwa ia bercita-cita ingin memajukan perempuan Indonesia.
Kartini adalah perempuan pertama Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk menempuh ilmu ke luar negeri.
Tapi beasiswa itu tak jadi diambilnya karena Kartini akhirnya dinikahkan oleh sang ayah dengan Raden Adipati Joyodiningrat dari Rembang.
Karena terpaksa harus menikah, Kartini ingin agar sang calon suami bisa menuruti daftar persyaratan yang telah dibuatnya.
Beruntung kartini punya suami yang pengertian dan mau menuruti apa yang dicita-citakan Kartini.
Akhirnya berdirilah sebuah sekolah perempuan, yang kelak juga akan berdiri di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan beberapa daerah lainnya.
Itulah 5 tokoh pahlawan perempuan Indonesia yang perlu kamu tahu.
Bila sedang galau atau putus asa, ingatlah mereka karena bisa jadi penyemangat dalam hidup dan tentu bisa jadi panutan. (*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |