Grid.ID - Tentu kamu tak asing dengan beragam nama seperti Soekarno, Hatta, Soedirman, Diponegoro, Hassanudin, Patimura, Teuku Umar, dan masih banyak lagi.
Bila perlu, coba sebut nama-nama pahlawan kemerdekaan Indonesia yang kamu ingat.
Lihat hasilnya.
Berapa tokoh perempuan yang ada di daftar pahlawan yang sudah disebutkan?
Pasti gemas kan, karena hanya sedikit pahlawan perempuan yang kamu tahu.
(Baca juga: 7 Artis Ini Adalah Keturunan Pahlawan RI)
Kalo dilihat dari kehidupan sehari-hari, perempuan punya peranan penting.
Segala urusan yang berkaitan dengan suami, keluarga, anak, dapur, kebersihan, bahkan kesehatan, perempuan jadi aktor utamanya.
Harusnya, dalam proses kemerdekaan Indonesia, otomatis perempuan juga pegang kendali besar bagi kebabasan yang saat ini bisa kamu nikmati.
Tapi, kenapa bisa sih selama ini mayoritas pahlawan kemerdekaan yang kamu ingat cuma lelaki aja?
Tenang.
Tim Grid.ID sudah ngumpulin 5 pahlawan perempuan yang wajib kamu inget dan wariskan ke anak cucu.
Penting buat kamu tahu siapa saja pahlawan perempuan dalam kemerdekaan Indonesia.
Untuk makin nambah kepercayaan diri sebagai perempuan, berikut sosok-sosok leluhur yang bisa jadi penyemangat hidup.
1. Martha Christina Tiahahu
Dapur bukanlah satu-satunya medan pertempuran para perempuan.
Ini dibuktikan oleh perempuan asal Maluku Tengah dari jauh-jauh hari lalu.
Dalam urusan sejajar dengan kaum lelaki, dirinya setara dalam perjuangan membela tanah air.
Nona Martha lahir pada sekitar tahun 1800 di desa Abubu di Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah.
Dirinya punya jasa besar dalam perlawanan terhadap Imperialis Belanda.
Keberanian dan kenakatannya turun dari kondisi keluarga yang memprihatinkan.
Ia harus terkpasa hidup dengan ayah sejak kecil karena ibunya meninggal saat masih belia.
Kesadaran pembebasan yang dimiliki Martha telah muncul saat menginjak 17 tahun.
Hal sensasional pernah dibuat olehnya.
Itu adalah pasokan stimulus penyemangat yang diberikan pada perempuan di sejumlah desa di Maluku untuk berani melawan cengkraman Belanda.
2. S.K. Trimurti
Soerastri Karma Trimurti, adalah pejuang perempuan yang lahir di Solo 11 Mei tahun 1912.
Dirinya kelak akan dikenal sebagai seorang wartawan, penulis, dan guru.
Saat Indonesia merdeka perannya juga tak bisa dianggap remeh.
Sebab, ia adalah Menteri Tenaga Kerja pertama, dari tahun 1947 hingga 1948.
Ketika Belanda masih mencengkram Indonesia, Trimurti sempat ditahan karena menditribusikan pamflet anti-kolonial.
Trimurti liar dan angkuh!
Dirinya tak gentar meski ada banyak ancaman.
Saat pendudukan Jepang, bersama sang suami dirinya menerbitkan sebuah surat kabar bernama Pesat.
Dia sempat ditangkap dan bertubi mendapat siksaan.
Usai Indonesia merdeka, banyak sumbangan signifikan yang diberikan bagi tumbuh kembang Indonesia.
3. Cut Nyak Meutia
Kata siapa paras cantik tak berbanding lurus dengan kejeniusan, keberanian, dan kenekatan.
Lihatlah pada diri Cut Meutia.
Ini adalah perempuan soleh dengan paras menawan yang juga berperan menumpas kemungkaran pada zaman penjajahan.
Semasa muda, banyak lelaki yang berharap dapat memperistrinya.
Seorang lelaki bernama Teuku Cik Tunong akhirnya berhasil meminang Meutia.
Namun saat itu tanah Aceh tengah dalam kondisi mencekam dan gawat.
Pejuang aceh dan Imperialis Belanda saling berlomba untuk memenangkan pertempuran.
Karena kondisi ini, Meutia terpanggil untuk terlibat dalam tindakan progresif untuk mempertahankan hak paling dasar yang melekat pada setiap manusia: yakni kebebasan.
Ada adegan indah yang pantas jadi pelajaran.
Meski dalam keadan terdesak dan dipaksa temannya untuk menyerah saja, Meutia malah menyalak dan berkata, "Tidak! Aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan!"
Dari tekat sekuat batu Meutia, kamu bisa banyak belajar agar konsisten pada apa yang memang harus diyakini.
4. Dewi Sartika
Bandung dulu juga punya tokoh perempuan dahsyat loh.
Dewi Sartika adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum perempuan.
Sejak dini, beliau telah menampilkan bakat pendidik dan gigih dalam mencapai sebuah kebaharuan.
Setiap ilmu yang didapatkannya di sekolah, ia praktikkan juga di luar sekolah.
Anak-anak pembantu ia ajari untuk belajar baca tulis dan Bahasa Belanda.
Perilaku sebagai seorang guru telah dipraktekkan semenjak kecil.
Bagi Dewi Kartika, dengan adanya akses pendidikan, kesetaraan bisa dicapai.
Atas pandangan visioner ini, Dewi Kartika berjuang untuk mendirikan sebuah sekolah di Bandung.
Pada tahun 1966, dirinya diakui sebagai pahlawan nasional atas jasanya dalam pendidikan.
5. R.A. Kartini
Ini adalah anak perempuan yang punya orang tua kaya raya.
Meski demikian, dia punya kepekaan sosial yang kuat terhadap lingkungannya.
Kartini sedih menjadi-jadi karena dia harus dipingit usai menuntaskan sekolah tingkat dasar.
Dia dilarang untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Masa depannya makin suram karena hidupnya akan berakhir dalam sebuah pernikahan.
Tak ingin adiknya mengalami kesedihan yang berlarut, Kartono, kakak Kartini, berinisiatif memberi obat penawar.
Obat tersebut adalah dengan membaca buku.
Jadilah Kartini seorang yang punya ketertarikan lebih dalam membaca buku.
Beragam jenis buku dilahapnya.
Karya ilmiah, surat kabar, dan novel.
Kartini semakin radikal, lebih maju dari lingkungannya, dan tentu tumbuh benih-benih kritis dalam visi hidupnya.
Sampai suatu waktu, muncul sebuah gagasan bahwa ia bercita-cita ingin memajukan perempuan Indonesia.
Kartini adalah perempuan pertama Indonesia yang mendapatkan beasiswa untuk menempuh ilmu ke luar negeri.
Tapi beasiswa itu tak jadi diambilnya karena Kartini akhirnya dinikahkan oleh sang ayah dengan Raden Adipati Joyodiningrat dari Rembang.
Karena terpaksa harus menikah, Kartini ingin agar sang calon suami bisa menuruti daftar persyaratan yang telah dibuatnya.
Beruntung kartini punya suami yang pengertian dan mau menuruti apa yang dicita-citakan Kartini.
Akhirnya berdirilah sebuah sekolah perempuan, yang kelak juga akan berdiri di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan beberapa daerah lainnya.
Itulah 5 tokoh pahlawan perempuan Indonesia yang perlu kamu tahu.
Bila sedang galau atau putus asa, ingatlah mereka karena bisa jadi penyemangat dalam hidup dan tentu bisa jadi panutan. (*)
Viral Polisi Tembak Polisi, AKP Dadang Iskandar Nekat Tembak Juniornya hingga Tewas, Ternyata Sempat Beri Ancaman Ini ke Polisi Lain
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |