2. Bagi seorang pedofil, cara serupa akan ia tunjukkan ketika secara seksual tertarik kepada anak-anak.
3. Diam tapi punya senyum menawan. Biasanya para predator ini tak banyak bicara dan bergaul dengan orang-orang dewasa. Jika diajak "nongkrong" bareng warga sekitar yang seusianya, mereka biasanya menolak halus disertai senyuman maut.
(Baca: Gara-Gara Loli, Anak Nafa Urbach Dijaga Intel)
4. Diagnostics and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) menjelaskan, pedofilia sebagai fantasi seksual, hasrat impulsif, atau perilaku yang melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah umur yang berulang setidaknya selama enam bulan.
5. Pada kebanyakan kasus, seorang bisa dikatakan sebagai pedofil jika ia berusia minimal 16 tahun dan setidaknya lima tahun lebih tua daripada anak di bawah umur yang menjadi korban.
6. Mereka yang menderita pedofilia memiliki kecenderungan kompulsif untuk menyiksa anak-anak.
7. Seorang pedofil biasanya suka mengasingkan diri, tapi agresif.
8. Pada dasarnya, pelaku pedofilia juga mampu tampil seperti masyarakat pada umumnya.
Tapi pada umumnya, mereka kerap merasa rendah diri, terisolasi, mengalamai disforia internal, juga ketidakmatangan emosi.
9. Seorang pedofil juga punya kesulitan berinteraksi dengan orang dewasa lainnya yang seusia dengannya.
Hal ini menyebabkan ia sulit untuk menangani hal-hal yang menyakitkan. Meski demikian, tak menutup kemungkinan mereka juga menikah.
10. Mereka juga punya kecenderungan punya gangguan kepribadian seperti antisosial, borderline, narsistik, dan ketergantungan.