"Peringatan kemerdekaan tahun ini komitmen saya merayakannya bukan di Jakarta, tapi di daerah. Tahun lalu di (Kabupaten) Belu perbatasan Timor Leste, tahun ini di Sebatik (Nunukan)," katanya.
Terungkap, Putri Aisyah Minta Dicerai Ustaz Al Habsyi Ternyata Karena Hal Ini | Grid.ID https://t.co/XhMK7badw4
— Grid.ID (@grid_id) August 17, 2017
Terkait hal tersebut Menteri Eko mengaku ingin menunjukkan hadirnya negara di tengah masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal dan perbatasan. Menurutnya, upaya membangkitkan semangat dan antusiasme masyarakat desa adalah hal paling penting, selain memberikan program dan biaya.
"Tanpa partisipasi masyarakat tidak mungkin efektif, kita ingin membangunkan semangat mereka, bahwa negara ada untuk mereka yang ingin maju. Selama ada komitmen dari masyarakat desa kita dukung," tegasnya.
Ikut Hampir Semua Perlombaan, Ini Arti Kemerdekaan Menurut Prilly Latuconsina | Grid.ID https://t.co/CKOjmHtuGq
— Grid.ID (@grid_id) August 17, 2017
Sementara, Senior Manager MURI Awan Raharjo menyatakan kehadiran MURI di tengah-tengah pemecahan rekor ini merupakan sejarah fenomenal bagi bangsa Indonesia, khususnya warga perbatasan Sebatik.
"Sejarah mencatat peristiwa fenomenal pemecahan rekor tidak hanya secara nasional namun ini merupakan rekor dunia," katanya.
Awan menambahkan penilaian MURI ini berdasarkan kuantitas keikutsertaan ribuan Paskibra di pulau Sebatik dan belum terjadi sebelumnya di negara manapun.
"Belum ada peringatan kemerdekaan dengan 1.474 Paskibra. Sebatik mencatat sejarah fenomenal ini, " katanya usai penyerahan piagam MURI. (*TribunKaltim.com/Ahmad Bayasut)
(Baca Juga: Tidak Disangka, Fariza Putri Salsabila Pembawa Bendera Pusaka Punya Hobi Ini...)
Artikel ini sudah tayang di TribunKaltim dengan judul Kibarkan Merah Putih, Warga Perbatasan Cetak Rekor Dunia