Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Sebuah supermarket kemungkinan telah membuat ribuan orang setiap tahunnya terkontaminasi virus hepatitis E (HEV).
Para ilmuan di instansi pemerintah, menemukan bahwa beberapa orang telah terinfeksi sebuah virus yang membuat lelah serta membikin kerusakan pada hati dan otak.
Gejala ini kemungkinan besar didapatkan dari sosis yang mereka konsumsi.
PHE, Public Health England, menolak untuk menyebut nama pengecer tersebut meski diakui bahwa jumlah kasus HEV meningkat sejak tahun 2010.
Meski begitu, orang yang lebih sering membeli sosis di supermarket lebih berpeluang terkena infeksi.
Dalam studi, diperkirakan bahwa babi yang diimpor menginfeksi 150 ribu hingga 200 ribu orang pertahun di Inggris.
Penulis laporan, termasuk di dalamnya Bengu Said dan Profesor Richard Tedder, berkata bahwa cara menginfeksinya bersifat dinamis.
Mereka meminta agar praktik peternakan yang kompleks, yang terlibat dalam produksi daging agar dieksplorasi lebih lanjut.
(Baca juga: Ternyata Bisa Sebabkan Orang Kehilangan Nyawa, Simak 7 Fenomena Mencengangkan Tentang Gerhana)
Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, mengutip dari Sunday Times, Profesor Tedder mengatakan, "Sesuatu tampaknya telah berubah dalam peternakan."
"Ini membuat banyak babi menjadi terinfeksi saat disembelih."
"Kenyataan ini menjadi masalah bersama bagi produsen daging dan semua pengecer, bukan hanya satu pihak."
HEV biasanya menghasilkan gejala ringan.
(Baca juga: Habis Melahirkan Gak Ada yang Jaga, Masuk Lift Sendiri, Suami Nangis Pas Denger Kabarnya)
Akan tetapi, dalam kasus yang jarang terjadi, hal ini bisa berakibat fatal.
Terutama pada wanita hamil atau mereka yang memilki sistem kekebalan tubuh yang tertekan.
Sekitar 85 persen, babi di Inggris diketahui telah diberi antibodi anti-HEV.
Kemungkinan, infeksi ini berasal dari tempat-tempat seperti di Belanda dan Jerman.
(Baca juga: Kesurupan, Wanita Ini Pukul Diri Sendiri dan Berteriak Ngeri Usai Tonton Annabelle: Creation)
Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, mengutip dari MailOnline, Juru bicara PHE mengatakan bahwa mereka tak akan secara terbuka mengungkap identitas supermarket tersebut.
Saat ditanya mengapa, jawabannya, "Hubungan dengan supermarket tak menyimpulkan adanya kesalahan."
Seorang juru bicara dari Food Standards Agency (FSA) mengatakan, "Kami mengetahui temuan dari laporan ini dan mengkaji semua aspek infeksi hepatitis dengan departemen dan industri pemerintahan lainnya."
Sebenarnya, "Resiko terkena virus hepatitis E dari konsumsi daging babi atau produk daging babi yang dimasak dengan baik adalah rendah."
(Baca juga: Agak Jorok Sih, Tapi Gaya Pacaran Tasya Kamila Jadi Panutan)
Sebagai tindakan pencegahan, FSA memberi saran agar para konsumen membeli potongan daging babi dalam keadaan utuh.
"Jeroannya harus dimasak dengan matang sampai panasnya mengepul, daging tak berwarna merah muda lagi."
Hepatitis E umumnya merupakan infeksi ringan dan jangka pendek yang tak memerlukan perawatan apapun.
akan tetapi masalahnya bisa jadi lebih serius.
Jadi, sebaiknya mari lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi daging.(*)
Kemensos Ajak Agus Salim Tabayyun, Apresiasi Kehadiran Pratiwi Noviyanthi dan Denny Sumargo di Kementerian
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |