Ia menyebut bencana gempa Lombok, gempa dan tsunami di Palu, dan tsunami Selat Sunda di akhir tahun jadi yang paling mempengaruhi.
"Di Palu, meski bukan destinasi utama tapi orang luar tidak tahu, tahunya di Indonesia ada gempa dan tsunami. Lalu pada gempa Lombok, wisman turun drastis dan banyak yang membatalkan” katanya.
Arief menyebutkan hal ini terjadi karena adanya himbauan dari pemerintah Tiongkok dan masyarakatnya dianggap sangat patuh kepada pemerintahnya.
"Travel advice yang dikeluarkan pemerintah China sangat efektif, karena travel advice mereka dianggap sebagai larangan, dan mereka sangat patuh kepada pemerintahnya," tambahnya.
Baca Juga : Bayi Ini Selamat dari Longsor Sukabumi, Sempat Dibawa Keluar Sang Ibu Sebelum Bencana Itu Terjadi
Berbeda dengan kunjungan wisatawan mancanegara dari Australia yang hanya turun sekitar 10-12 persen, Arief menyebut orang Australia merasa mengunjungi Bali seperti pulang kampung.
Padahal di tahun 2018 sendiri, target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia belum terpenuhi.
Dikutip Grid.ID dari Kompas.com pada Rabu (2/1/2019), berdasarkan data Badan Pusat Statistik dari Januari hingga November 2018, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia hanya mencapai 14,39 juta orang dari target 17 juta orang.
Baca Juga : Mimpi Diputusin Pacar Hingga Bencana Alam, ini 5 Arti Mimpi Buruk yang Sering Kita Alami
Kepala BPS, Suhariyanto, juga menyebutkan salah satu penyebab utama tidak terpenuhinya target tersebut akibat dari bencana alam.
"Meski ada komitmen pemerintah untuk ada pembenahan segera, tapi ini membuat penurunan. Tapi bencana kan tidak bisa dicegah," kata Suhariyanto.
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grid Reporter |
Editor | : | Deshinta Nindya A |