"Ini membuat saya tersungkur ke tanah."
(Baca juga: Ibu Tega Lempar Anak dari Lantai 4, Begini Reaksi Warga Setempat, Kondisinya Sekarang Miris Banget)
"Saat saya terbangun, kulit lengan kiri saya, dari bahu hingga ujung jari tak berbentuk."
"Saya meletakkan tangan ke punggung dan menemukan pakaian saya telah tak ada."
"Justru, saya menemukan kulit berlendir yang meleleh di tangan."
"Banyak benda terbakar hingga hitam."
"Semua tempat di sekitar telah jadi lautan api."
Dia jadi salah satu ikon atas serangan AS di Jepang.
Setelah hampir 3 setengah tahun di rumah sakit, Taniguchi segera menggalakkan kampanye untuk pelucutan senjata nuklir.
Dia berpidato di seantero negeri.
"Saya khawatir orang-orang, terutama generasi muda, mulai kehilangan minat," ungkapnya yang dikutip wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, dari AFP.
"Saya ingin generasi muda mengingat bahwa senjata nuklir tak akan pernah menyelamatkan kemanusian."
Adalah sebuah ilusi bila mengatakan bahwa nuklir dapat melindungi umat manusia.
AS sebelumnya menjatuhkan bom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Ada 140 ribu korban yang tewas sia-sia.
Meski ada korban selamat setelah kejadian itu, selang beberapa hari akhirnya mereka tewas juga.
Banyak yang terkena radiasi parah dari bom itu.
Tiga hari kemudian, AS juga menjatuhkan sebuah bom plutonius di kota Nagasaki dengan korban tewas sia-sia sebesar 74 ribu.(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |