Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - kakek ini meninggal di umur 88 tahun.
Dia meninggal dalam keadaan kena kangker.
Dia adalah warga Nagasaki yang menderita akibat bom atom di tahun 1945.
Sumiteru Taniguchi, usia16 tahun, tengah mengirimkan surat kabar saat Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom di tanggal 9 Agustus 1945.
Beruntung, Taniguchi selamat.
akan tetapi, dia mengalami luka bakar yang cukup dahsat.
Lukanya cenderung mengerikan.
Punggung dan lengannya adalah saksi bisu dari ganasnya bom atom tersebut.
(Baca juga: Ketemu Bibi Biologis di Facebook, Orang Ini Tahu Rahasia Mencengangkan Tentang Ayahnya)
Karena kejadian inilah kelak dia jadi seorang aktivis anti-nuklir.
Di bulan Januari 1946, seorang fotografer Marinir AS, mengunjungi rumah sakit untuk melihat korban yang selamat.
si marinir ini kebetulan mengambil foto Taniguchi.
Dia memfoto bagian punggungnya.
(Baca juga: Tak Ingin Hidup dengan Kebohongan, 2 Orang Ini Lakukan Prosesi Pernikahan Unik, Begini Tanggapan Netizen)
Sejak saat itu, foto ini digunakan selama berpuluh-puluh tahun untuk menggambarkan luka-luka yang diderita oleh orang Nagasaki yang selamat.
Taniguchi sendiri sempat jadi calon terdepat penerima Hadiah Nobel Perdamaian.
Dirinya kini telah tutup usia.
Berbicara dalam upacara peringatan di tahun 2015, dia menggambarkan bagaimana kejadian saat itu.
(Baca juga: Millen Cyrus - Merasa Terperangkap dalam Tubuh yang Salah? Profesor Ini Punya Penjelasan Ilmiahnya)
Di waktu tersebut, dia tengah mengendarai sepedanya sekitar satu 1,1 mil dari pusat ledakan.
Itu tepat terjadi di tanggal 9 Agustus 1945.
"Tiba-tiba, setelah melihat cahaya seperti pelangi dari belakang, saya terhempas oleh ledakan yang begitu dahsyat."
"Ini membuat saya tersungkur ke tanah."
(Baca juga: Ibu Tega Lempar Anak dari Lantai 4, Begini Reaksi Warga Setempat, Kondisinya Sekarang Miris Banget)
"Saat saya terbangun, kulit lengan kiri saya, dari bahu hingga ujung jari tak berbentuk."
"Saya meletakkan tangan ke punggung dan menemukan pakaian saya telah tak ada."
"Justru, saya menemukan kulit berlendir yang meleleh di tangan."
"Banyak benda terbakar hingga hitam."
"Semua tempat di sekitar telah jadi lautan api."
Dia jadi salah satu ikon atas serangan AS di Jepang.
Setelah hampir 3 setengah tahun di rumah sakit, Taniguchi segera menggalakkan kampanye untuk pelucutan senjata nuklir.
Dia berpidato di seantero negeri.
"Saya khawatir orang-orang, terutama generasi muda, mulai kehilangan minat," ungkapnya yang dikutip wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, dari AFP.
"Saya ingin generasi muda mengingat bahwa senjata nuklir tak akan pernah menyelamatkan kemanusian."
Adalah sebuah ilusi bila mengatakan bahwa nuklir dapat melindungi umat manusia.
AS sebelumnya menjatuhkan bom pertama di Hiroshima pada 6 Agustus 1945.
Ada 140 ribu korban yang tewas sia-sia.
Meski ada korban selamat setelah kejadian itu, selang beberapa hari akhirnya mereka tewas juga.
Banyak yang terkena radiasi parah dari bom itu.
Tiga hari kemudian, AS juga menjatuhkan sebuah bom plutonius di kota Nagasaki dengan korban tewas sia-sia sebesar 74 ribu.(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |