Ceritanya mendapat reaksi positif dari pembaca, yang memberinya kontrak dan gaji pertama sebesar 500 yuan atau Rp 1 juta.
Karena masih di bawah umur, dia membutuhkan persetujuan orang tuanya untuk tanda tangan kontrak.
Dengan kontrak itu, ia harus memperbaharui cerita novelnya setiap hari.
Saat itulah ayahnya menyadari apa yang telah dilakukan anaknya sampai jam 12 malam.
Apa yang ia lakukan tidak selalu mulus.
Terkadang ia harus membagi waktu dengan ujian sekolahnya padahal dia harus membuat 4 ribu kata per hari.
Kemudian nilai kontraknya naik menjadi Rp 8 juta.
Banyak kritik untuk ending ceritanya yang dianggap sebagai 'sampah'.Namun ia terus tekun dan menyempurnakan keterampilannya.
Sekarang, novel onlinenya mampu mendukung keluarganya secara finansial.
Orang tuanya sudah pensiun dini dan menikmati masa tua mereka.
Saat penghasilannya mencapai Rp 15 juta/bulan, ia mengajak orang tuanya membeli rumah.
Tahun ini, dia berencana membeli mobil dan menyewa toko kecil untuk orang tuanya melakukan bisnis.
"Anak saya benar-benar taat. Dia membiarkan saya menyimpan kartu banknya, dan semua pendapatannya tetap ada bersamaku, "kata sang ayah.
Kini penghasilannya sudah mencapai Rp 80 juta per bulan.
Ia juga tetap melanjutkan pendidikan ke Wuhan Vocational College of Software and Engineering di China.
(*)
Kemensos Ajak Agus Salim Tabayyun, Apresiasi Kehadiran Pratiwi Noviyanthi dan Denny Sumargo di Kementerian
Source | : | World of Buzz |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |