Laporan reporter Grid.ID, Hyashinta Amadeus Onen Pratiwi
Grid.ID - Sudah pernah mendengar pernikahan masal? Atau berniat ikut?
Ternyata hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain.
Pernikahan yang sejatinya menyatukan dua pribadi ini diikuti oleh ribuan orang dengan latar belakang yang berbeda.
Dilansir Next Shark, sebuah pernikahan masal baru-baru ini diselenggarakan oleh Gereja Unification di Korea Selatan.
Berikut 5 fakta tentang pernikahan masal tersebut.
1. Acara itu diikuti oleh 4000 pasangan dari 64 negara yang saling mengikat janji.
Bukan hanya dari Korea Selatan, mereka menikah dengan pasangan dengan asal dan bahasa yang berbeda.
Ada sebanyak 20 ribu pasangan lain yang berpartisipasi secara online dari seluruh dunia.
( BACA : Bikin Ngakak, Aksi Monyet Ini Melakukan "Smackdown" Terhadap Seekor Kucing, Lihat Videonya )
Total ada 24 ribu pasangan yang menikah dalam perayaan ini.
2. Acara ini diadakan di Pusat Perdamaian Cheong Shim Korea di Gapyeong, Provinsi Gyeonggi.
Menurut Korea Times, gereja mengatur perkawinan, biasanya lintas budaya, sesuai dengan ajaran pendiri gereja, Moon Sun-Myung, yang percaya bahwa Tuhan tidak melihat kebangsaan atau warna kulit.
3. Acara ini diproklamirkan oleh misionaris yang bernama Han Hak-Ja.
Nama untuk acara ini adalah "blessing ceremony" atau "perayaan kasih".
4. Praktik ini mendapat banyak perhatian internasional karena mereka adalah pasangan-pasangan yang baru saja bertemu dan hampir tidak mengenal satu sama lain.
Bayangkan kamu menikah dengan orang yang belum pernah bertemu atau mengenal dengan dekat.
Perayaan sejenis ini pernah diadakan pada tahun 1961 untuk 36 pasangan di Seoul, Korea Selatan, hanya setahun setelah pernikahan Moon sendiri dengan Han pada tahun 1960.
5. Acara ini juga pernah terjadi tahun 1988 di mana Moon menikahkan 6.516 orang Korea dan Jepang.
Perayaan ini sebagai salah satu upaya untuk menyerukan persatuan di antara kedua negara itu.
"Saya merasa sedikit canggung," kata Lee Kyu Chul, seorang programmer komputer Korea, saat berbicara tentang pernikahannya dengan pengantin wanita Jepang, Miura Kuniko.
Keduanya tidak dapat berkomunikasi, karena keduanya tidak memiliki bahasa yang sama, namun berkomitmen terhadap agama mereka dan ikatan mereka.
"Saya tahu apa yang akan saya hadapi. Saya akan belajar bahasa Jepang terlebih dahulu dan kemudian mengajarinya bahasa Korea. "
(*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Source | : | nextshark.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |