Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Hanya karena sebuah aplikasi, banyak warga Turki yang harus ditahan atau diberhentikan dari pekerjaannya.
Mereka harus menerima perlakuan seperti itu hanya karena mengunduh aplikasi pesan yang terenkripsi.
Enkripsi sendiri adalah proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tak dapat dibaca tanpa bantuan khusus.
Ide sederhana tentang pesan terenkripsi, sebuah pesan hanya dapat dibaca pihak tertentu jika mereka dapat memecahkannya kodenya.
(Baca juga: Wanita ini Temukan Ular di Tubuhnya saat Bangun Tidur, Penyebabnya Sungguh Keterlaluan!)
Dikutip wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, dari The Guardian, ada 75 ribu penangkapan.
Orang yang ditangkapi tersebut dituduh telah mendownload aplikasi Bylock yang dinyatakan sebagai konten yang dipakai oleh penentang presiden Turki.
Fenomena semacam ini banyak terjadi setelah sebuah kudeta gagal terjadi tahun lalu.
Atas hal ini, banyak yang khawatir dengan aktivitas Pemerintah Turki dalam bertindak.
(Baca juga: Hadiri Ulangtahun Amora Lemos, Ayu Ting Ting Pede Pakai Tas dan Sepatu Harga Segini!)
Sebuah opini hukum yang dipublikasikan di London, menyatakan tindakan semacam ini telah melanggar hak asasi manusia.
Menurut Pemerintah Turki, mereka yang ditahan atau diberhentikan dari pekerjaannya memiliki hubungan dengan gerakan yang dipimpin oleh Fethullah Gülen.
Gülen yang tinggal di Amerika Serikat (AS), dituduh telah mendalangi percobaan kudeta di Turki.
Namun, dia telah membantah tuduhan semena-mena semacam ini.
(Baca juga: Bangga Suami Rajin Ibadah, Laudya Cynthia Bella Malah Dihujat Netizen Hingga Disebut Begini)
2 pengacara asal Inggris, William Clegg QC dan Simon Baker, punya pendapat soal kejadian ini.
"Bukti bahwa Bylock digunakan secara eksklusif oleh pendukung Gülen sama sekali tak meyakinkan."
"Tak ada argumen yang didukung dengan bukti apa pun."
Lanjutnya, "Penahanan orang-orang atas dasar ini telah melanggar pasal 5 Konvensi Eropa tentang hak asasi manusia yang menjamin hak atas kebebasan."
Bylock sendiri sebenarnya tersedia untuk semua orang.
(Baca juga: Kecilnya Manis, Gedenya Cantik Banget dan Suka Koleksi Tas Mahal, Kira-kira Siapa ya Anak Ini?)
Aplikasi ini telah didownload oleh orang di penjuru dunia.
Pakar forensik komputer asal Inggris, Thomas Moore, mengatakan bahwa Bylock tersedia secara cuma-cuma di App Store Apple dan google Play.
Menurutnya, "Tak masuk akal untuk mengatakan bahwa ketersediannya hanya untuk kelompok tertentu."
Untuk saat ini, tak ada kasus yang terjadi di Turki telah naik ke pengadilan hak asasi manusia Eropa.
(Baca juga: Terharu, Ternyata Umi Pipik Lakukan Ini untuk Laudya Cynthia Bella dan Engku Emran)
Orang-orang yang ditahan di antaranya memiliki latar belakang sebagai pengacara, pegawai negeri, hakim, perwira militer, wartawan, serta penulis.
Ketua badan pekerja Amnesty International Turki, Taner Kiliç, juga ditahan karena didakwa memiliki kontak dengan sebuah organisasi teroris.
Otoritas Amnesty International mengatakan, "Satu-satunya klaim yang konon mengaitkan Taner Kiliç dengan gerakan Gülen adalah kepemilikan aplikasi Bylock."
Padahal, kembali dikutip dari The Guardian, Taner Kiliç membantah bahwa dia telah mengunduh Bylock.
(Baca juga: Ini Dia 5 Hal yang Bisa Patahkan Risiko Kanker Payudara, Kamu Wajib Tahu!)
"Tak ada bukti yang diajukan untuk mendukung klaim ini."
Berdasarkan penelusuran wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, saat ini aplikasi Bylock telah tak tersedia di Google Play.(*)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |