Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID – Jauh sebelum desainer muda berbakat Indonesia merancang gaun malan nan anggun, tersisip nama seorang pria kelahiran Jambi 6 Juli 1970 bernama Eddy Betty.
Yap, seperti namanya, ia merintis label busana rancangannya sendiri sesaat setelah pada tahun 1989 ia mengecap pendidikan mode di LPTB Susan Budiharjo.
Satu gebrakan yang tak pernah dilupakan Grid.ID ialah ketika gaun rancangan pria berkacamata ini melenggang indah di karpet merah Cannes Film Festival pada tahun 2012.
Saat itu, artis cantik berbakat Indonesia yaitu Dian Sastrowardoyo yang terpilih sebagai brand ambassador L’Oreal mengenakan gaun straples bernuansa biru tosca lengkap dengan beadings di bagian dada bersiluet ball-gown yang di bawahnya dibuat dari bahan tule berwarna senada.
Sontak saja, hasil karya Eddy Betty kian menjadi omongan di antara kritikus sekaligus pencinta mode.
Kini, setelah hampir 9 tahun vakum dalam menggelar peragaan busana tunggal, Eddy Betty mengobati kerinduan para penikmat mode.
Tajuk Liberte dipilihnya sebagai penanda hadirnya 79 buah koleksi busana di panggung mode Dian Ballroom Hotel Raffles Kuningan Jakarta pada 20 September 2017 kemarin.
Seraya mendengar musik yang mengalun, berdebam dan menderap jantung, mata pecinta mode akan dibuai dalam eksplorasi kecanggihan teknik taron yang dilengkapi apiknya pemilihan bahan beragam teknik guntingan serta siluet feminin yang begitu kental.
Tak perlu bersusah payah menebak ambiens yang coba ditampilkan, sebab nuansa era 1950-an begitu terasa ketika gaun elegan berpinggang sempit dengan rok menggembung pada zaman keemasan tersebut muncul di runaway.
Sesekali ingar bingar semarak tahun 1970-an muncul sebagai selebrasi dari penguatan tema fashion show Liberte by Eddy Betty tersebut.
Koleksi yang ditampilkan oleh Eddy Betty menawarkan ragam yang kaya baik dalam bentuk, pilihan bahan, maupun warna.
"Persiapannya baru sejak 6 bulan yang lalu, namun ini adalah semua karya terbaik yang saya simpan selama ini, dan dihadirkan dalam fashion show tunggal saya kali ini," jelas Eddy.
Beraneka siluet dimainkan pada bahan tebal, tipis, kasar, dalus dengan warna-warna lembut dan tenang semacam krem, hijau, biru dan dihidupkan saat hadirnya warna-warna menyala semacam kuning kenari, biru terang hingga merah.
( BACA : Pesona Gaun Mewah Jutaan Rupiah Rancangan Desainer Monica Ivena ‘Eisberg’ di Wedding Fair 2017 )
Desainer yang menggelar peragaan tunggal Illustrasirkus pada tahun 2000 ini berani memanfaatkan bahan yang tidak lazim sebagai material dasar koleksi untuk mengekspresikan kebebasannya.
Sebut saja penggunaan vollette yang sesungguhnya adalah cadar topi.
Tentu saja alasan pemilihan ini membutuhkan ketelitian ekstra tinggi demi mencapai bentuk yang sempurna.
Begitulah ciri khas Eddy sebagai seorang desainer yang senang melawan arus.
"Saya ini, suka berekspresi dan melawan arus, saya juga menggunakan bahan bernama toile de jouy yang biasanya digunakan para kaum kelas menengah di abad 18 untuk tirai, jok, seprai, atau apron," jelas desainer langganan banyak artis terkenal Indonesia ini.
( Desainer Langganan Syahrini, Hengky Kawilarang, Gelar Fashion Show dengan Ornamen Origami )
Kain Toile de jouy ini biasanya hadir dalam warna tunggal biru, merah dalu atau hitam yang bermotif khas gambar-gambar berulang dengan suasana piknik di tepi danau pedesaan.
Liberte yang merupakan kata dari bahasa Perancis yang artinya kebebasan ini direpresentasikan dalam busana-busana koktail yang beraneka motif dan penuh warna yang bercorak geometris, corat-coret kuas dengan percikan tinta emas, transparan dalam gaya betumpuk dan berlapis.
Gaun-gaun klasik hasil rancangan Eddy ini, meski dihadirkan dalam nuansa yang bebas, namun tetap mempertahankan kesan glamor dan keelokan mode masa kini.
Untuk mengaitkan busana yang satu dengan lainnya dalam satu tema, Eddy menciptakan bustier atau korset, yang telah dikenal merupakan ciri khas dirinya dalam berkarya.
Jika dahulu bustier dipakai di dalam busana, namun di tangan sang Desainer yang lahir pada tanggal 6 Juli 1970 ini dijadikan menjadi benang merah dalam peragaan busana tunggalnya.
Eddy menyulap bustier menjadi gaun yang indah dengan gaya peplum yang mekar beruntuk gambaran keanggunan atau ditonjolkan dengan unsur lipit-lipit di dalamnya yang mengesankan gaya glamor, hingga yang dijadikan sebagai bentuk masih sebagai cerminan keteguhan.
Busana yang umumnya berada di dalam busana wanita dan biasanya berwarna hitam dan putih, kini ditampilkan sebagai busana luar dengan warna-warna yang cerah dan berani seperti merah, kuning hingga biru.
Hal inipun menjadi simbolisme kebebasan sang Desainer dalam berekspresi dan merancang busana yang berkelas dan seksi namun jauh dari kesan vulgar.
Waktu yang berputar tak terasa tatkala para tamu yang hadir menyaksikan peragaan busana ini, karena disajikan dengan hiburan dan gimik-gimik para keceriaan model di tengah tata lampu panggung yang mewah.
Dalam bagian terakhir show, muncul seorang model cantik dengan balutan kaos putih serta sepatu dan jaring merah yang disematkan di rambutnya, diikuti dengan semua model yang berjalan di belakang menandakan peragaan busana telah berakhir dengan rasa bebas dan ceria para model dalam berekspresi di momen finales bersama sang desainer.
Congrats, Eddy Betty! (*)
Foto-foto: Tim Muara Bagdja
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |