Asima kemudian lulus dari Universitas Calcutta dengan pujian pada tahun 1936.
Dia juga menyelesaikan gelar master di bidang kimia organik.
(BACA JUGA: Model Kembar Cantik Asal Indonesia Ini Pakai Outfit Kompak, Hayo Kamu Bisa Bedain Nggak?)
Itu membuatnya menjadi wanita pertama di India yang menerima gelar Doktor Ilmu Pengetahuan pada tahun 1944.
Penelitiannya berfokus pada sifat tanaman di India.
Temuannya sangat berkontribusi pada pengembangan obat-obatan untuk malaria dan epilepsi.
Namun, karyanya yang paling terhormat adalah alkaloid vinca yang digunakan dalam kemoterapi saat ini.
Obat itu mampu memperlambat pertumbuhan sel kanker agar tidak bertambah banyak.
(BACA JUGA: Ini yang Terjadi Dengan Keseharian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Saat Ini, Tidak Menyangka yang Dilakukannya)
Prestasi Dr. Asima membuatnya menerima berbagai penghargaan bergengsi, seperti Padma Bhushan.
Itu adalah salah satu penghargaan sipil tertinggi yang dianugerahkan oleh pemerintah India.
Pada tahun 1975 ia menjadi wanita pertama yang ditunjuk sebagai ketua umum Kongres Ilmu Pengetahuan India.
Dia memiliki satu anak, seorang anak perempuan bernama Julie, buah hatinya bersama sang suami Dr. Baradananda Chatterjee.
Dia meninggal pada tahun 2006 di panti jompo pada usia 90 tahun
(*)
Source | : | The Sun |
Penulis | : | Anita Rohmatur R |
Editor | : | Anita Rohmatur R |