Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Orang tua mana yang rela lidah anak mereka jadi alat pembersih kamar mandi?
Kejadian ini sungguh menghina kemanusiaan.
Bagaimana bisa seorang guru justru yang lakukan aksi keji ini.
Memang akses pendidikan di Indonesia belum merata.
(Baca juga: Lihat Keberuntungan Zodiak Kamu di Bulan Oktober 2017, Aww Gemini Disarankan Berhati-hati dengan Ucapan)
Tapi, tolong, jangan perparah keadaan makin begini.
Kejadian yang terjadi di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), bikin sedih.
Ada 8 siswa SMPN 4 Ponco Ranaka yang harus menjilat kloset (WC) sekoalahnya.
SMP ini terletak di Desa Watu Lanur, Kecamatan Poco Ranaka.
(Baca juga: Kembali Berulah, Kumpulan Foto Kelewat Vulgar Nikita Mirzani di Seri 'The Naked Nikita' Bikin Netizen Gerah)
Kejadian ini terjadi pada hari jumat pagi (15/9/2017).
Begitu kejam dan tega, hanya karena alasan sepele, guru yang berinisial YN tersebut lakukan hukuman yang brutal.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Pos Kupang, para siswa yang dihukum menggunakan bahasa daerah Manggarai di lingkungan sekolah.
Percakapan ini dilakukan sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Ironisnya, status guru tersebut sebenarnya masih mendapat honor menggunakan dana BOSDA.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menyediakan dukungan anggaran untuk biaya operasional sekolah.
Bantuan ini diberikan ke sekolah-sekolah dan kemudian diberikan ke siswa-siswa.
Setidaknya, BOS memberikan bantuan ke 228 ribu sekolah.
Kurang lebih, ada sekitar 43 juta siswa yang merasakan manfaat dari bantuan ini.
Sayangnya, BOS tak memperhitungkan perbedaan biaya operasional di antara sekolah dan beragam daerah yang berbeda.
Misalnya, tentu sangat berbeda biaya yang dibutuhkan di daerah terpencil di banding dengan di daerah urban.
Tentu hal ini juga sama ketika bila membandingkan jumlah sekolah yang memiliki murid relatif kecil dengan sekolah lainnya yang punya murid banyak.
Karena kondisi ini, beberapa pemerintah daerah berusaha untuk menutupi lubang yang ditinggalkan oleh Program BOS.
Mereka membantu memberikan bantuan operasional sekolah daerah yang kemudian dikenal sebagai BOSDA.
Menganggap mengobrol dalam bahasa daerah adalah kesalahan, sang guru segela memanggil para murid tersebut.
Para murid diputuskan kena hukuman.
Mereka harus membayar pelanggaran yang telah diperbuat.
Kamar WC adalah sarana yang tepat untuk menebus hal itu.
Akhinya diputuskan, guru menyuruh para siswa untuk menjilat kloset secara bergantian.
(Baca juga: Khawatir Apakah Pasangan Mulai Bosan dengan Kamu? Kenali 10 Tanda Ini Kalau Nggak Pengen Putus)
Sungguh ngeri.
Ini sekolah atau neraka?
Kembali dikutip dari Pos Kupang, perwakilan para wali murid, Frans Par, bilang, "Awalnya kami tak tahu."
"Anak-anak tak memberi tahu."
"Mereka takut karena guru tersebut mengancam akan meberikan nilai buruk kalau kejadian tersebut diberi tahu kepada orang tua."
"Anak-anak kami pun tak beri tahu orang tua sejak kejadian jilat kloset tanggal 15 September 2017 pagi."
"Kami baru tahu tanggal 22 September 2017."
Bisa terjadi karena, "Ada teman-teman mereka cerita kepada kami," ungkap Fras Par pada Kamis malam (28/9/2017).
(Baca juga: Kain Bau Anyir, Darah Sudah Bercampur Air Selokan, Polisi Belum Bisa Pecahkan Teka-Teki Misterius)
Selang esok hari, para orang tua murid harusnya datang ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Matim.
Akan tetapi tak jadi karena PNS di Matim kerja 5 hari.
Sabtu minggu libur.
Di hari senin pagi (25/9/2017), "Kami lalu ke Dinas PPO Matim."
(Baca juga: Bayi di Janin Besar, Ini Rencana Persalinan Sandra Dewi!)
Di sini para orang tua bertemu Kasubag.
Bagi orang tua, skandal yang mengerikan ini tak dapat diterima.
Apalagi ini terjadi di dalam institusi pendidikan.
Ini yang membuat mereka melaporkan kejadain ini ke Dinas PPO Matim.
(Baca juga: Ternyata Benar Dewi Perssik Akan Segera Menikah dengan Manajernya, Ini Buktinya)
Kembali dikutip Pos Kupang, Kadis PPO Matim mengaku sudah menerima pengaduan tersebut.
Frederika Soch mengatakan, "Saya selesai terima pengaduan orang tua siswa dari SMPN 4 Poco Ranaka."
"Hari itu habis lapor, saya pecat dengan mengeluarkan surat agar YN diberhentikan dari guru di sekolah itu."
Dia juga menyayangkan tindakan semacam ini.
(Baca juga: Wow, Pernah Tiduri lebih dari 2000 Wanita, Diakhir Hidupnya Hugh Hefner Hanya Ditemani Wanita Ini)
Tindakan seperti ini sudah masuk dalam kategori kekerasan anak.
Penting kiranya orang tua terus memantau apa yang terjadi dengan anak selama di sekolah.
Sebab, banyak kejadian yang telah terjadi mengungkap ada yang tak beres dengan sekolah.
Pungkas Kadis PPO Matim tersebut, "Memang tak ada cara lain sampai harus jilat kloset?"(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |