Rasa gurih lebih diinginkan, terlihat dari berbagai kedai yang mencantumkan kata "gurih" sebagai jaminan kenikmatan dari hidangannya.
Di dunia pun kata umami sangat populer dan menjadi tren di industri kuliner. Bahkan umami telah dinobatkan sebagai “kata kunci kuliner abad ke-21.”
Artinya, ketika orang melihat kata “umami,” maka otak dan perut mereka akan berkata, “Ya.”
Berbeda dengan kata "MSG" yang selama bertahun-tahun telah dikucilkan oleh industri kuliner dan penyokongnya.
Baca : Inilah 6 Mas Kawin Selebriti Wanita yang Dinikahi Pria Malaysia, Nomor 6 Cuma Rp 1 Juta
MSG dipandang sebagai “penjahat” selama bertahun-tahun.
Artinya, ketika orang melihat kata “MSG” di mana saja, maka otak dan perut mereka akan berkata, “Tidak.”
Riset ini melacak jejak keduanya dari segi sejarah terbentuknya rasa gurih dan MSG.
Pada 1907, seorang profesor Jepang bernama Kikunae Ikeda dan keluarganya tengah makan malam dengan hidangan sup dashi.
Baca : Tak Hanya Laudya Cynthia Bella, Inilah 9 Selebriti Wanita Dinikahi Pengusaha, Nomor 9 Akhirnya Cerai
Ketika mecicipi kaldu supnya, Kikunae bertanya bagaimana sup itu dimasak dengan rasa yang begitu lezat.
Sang istri menjawab bahwa ia menggunakan kombu, yakni rumput laut kering.
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |