Banyak orang kurus dengan indeks massa tubuh normal (BMI) percaya mereka sehat hanya karena mereka tidak kelebihan berat badan.
Tapi untuk yang tidak beruntung dalam lima kelompok ini, risiko kematian dan terkena penyakit kardiovaskular meningkat lebih dari tiga kali lipat.
Meskipun ukuran tubuhnya normal, kondisi ini bisa membuat mereka berada dalam bahaya lebih besar daripada beberapa orang gemuk.
Merekalah orang-orang yang disebut dengan “tidak sehat secara metabolik” yang sering menderita tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, atau tingkat lipid tinggi - sejenis lemak yang masuk ke dalam darah.
(BACA : Sempat Dianggap Gila, Kisah Foto Gadis Bertoga di Antara 2 Makam Ini Bikin Haru! )
Apa yang mereka temukan?
Para periset menemukan bahwa mereka dengan paha dan pinggul yang lebih besar dapat melindungi diri dari diabetes dan masalah jantung.
Dengan mengamati 981 orang yang memiliki risiko tinggi diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, mereka menemukan bahwa ternyata pemilik pinggul dan paha yang lebih kecil berrisiko lebih besar.
Ini didasarkan pada pemetaan distribusi lemak MRI di sekitar tubuh dan pemeriksaan kebugaran.
“Lemak di pinggul dan paha sebagian besar berbeda dengan lemak di perut, yang disebut lemak visceral.
Pada orang yang memiliki tubuh tipe buah pir, area ini bekerja seperti spons, dengan lemak yang tersimpan dalam sel lemak yang tidak membahayakan dirinya,” kata Dr. Stefan.
Lemak kaki bisa bermanfaat
Studi yang dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism, menunjukkan bahwa “menaruh” lemak di pinggul dan kaki bahkan bisa bermanfaat bagi beberapa orang kurus dengan permasalahan diabetes atau jantung.
Obat yang disebut thiazoldinediones saat ini diresepkan untuk orang dengan diabetes tipe 2.
Studi tersebut menunjukkan bahwa memiliki tubuh tipe buah pir lebih baik dibandingkan menjadi orang kurus, sementara pada orang yang kelebihan berat badan tidak banyak membantu.
(BACA : Setelah Operasi Plastik, Pria Ini Mengaku Sebagai Orang Paling Cantik di Dunia, Setuju Nggak? )
Tingkat lemak di organ dalam mereka mungkin sudah terlalu tinggi untuk memperoleh perlindungan ekstra. (*)
Penulis | : | Justina Nur Landhiani |
Editor | : | Justina Nur Landhiani |