Dari dulunya yang dikonsepkan sebagai kendaraan niaga dengan model pick up, jadi lebih sebagai kendaraan penumpang.
Lalu bagaimana dengan model pick up? Model mobil niaga ini, nggak serta merta dihilangkan.
Dalam arti kata, Toyota masih menjual model pick up sebagai kendaraan niaga.
Ada rare item alias barang langka loh dari Kijang Super yang diproduksi dari 1986-1991.
Varian Ranger yang pintunya hanya 3 jadi rare item karena hanya diproduksi dari 1987-1990.
Toyota Kijang generasi ke-3 ini memiliki era baru, yakni saat mulai dikembangkan dan dipasarkannya Kijang Grand Extra.
Dibilang sebagai era baru, karena sejak saat Kijang Grand Extra (1992) proses produksi bodinya pakai teknologi Toyota Original Body.
Dengan penerapan teknologi tersebut, Kijang Grand Extra jadi minibus pertama dengan kualitas bodinya bebas dempul.
Kalau mau disetarakan untuk urusan bebas dempul, maka saat itu Kijang Grand Extra bodinya setara dengan sedan.
Bodi yang sudah kekinian (waktu itu), Kijang Grand Extra juga didukung oleh perubahan desain dibagian interior (dasbor dan penggunaan AC double blower).
Saat Toyota Kijang generasi ke-3 menginjak 6 tahun (1992), terjadi improvement pada bagian mesin. Bila sebelumnya menggunakan mesin 5K yang memiliki kapasitas 1.500cc, maka diganti dengan tipe 7K (1.800cc).
Kepercayaan konsumen Indonesia pada produk dari Toyota ini salah satunya adalah karena didesain dengan menggunakan mesin depan (bonet).
Dengan adanya moncong didepan, konsumen merasa lebih safety saat berkendara.
Asal tahu saja yah, pada 1989 Toyota Kijang generasi ke-3 sudah diproduksi sebanyak 200.000 unit dan pada tahun itu juga, bertepatan dengan produksi kendaraan Toyota yang mencapai 500.000 ribu unit.(*)
Warisi Bakat Menyanyi sang Ibu, Noah Sinclair Debut di Panggung, BCL dan Tiko Aryawardhana Auto Bangga Bukan Main!
Penulis | : | Octa Saputra |
Editor | : | Octa Saputra |